RSS

SPEKTROSKOPI



BAB I
PENDAHULUAN
B.     Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara penentuan rumus struktur dari suatu senyawa
C.    Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan rumus struktur dari suatu senyawa
D.    Prinsip Praktikum
1.      Spektofotometer UV-Vis
Penentuan panjang gelombang maksimum (۸maks) didasarkan atas pergeseran ۸maks karena adanya penambahan gugus pada sistem kromoform induk.
2.      Spektrofotometer Inframerah
Mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75–1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1
3.      Spektrofotometer C-NMR
Memberikan gambaran karbon-karbon dalam molekul organik yang penggunaanya tidak meluas disbandingkan spektro HNMR. CNMR memungkinkan membedakan isyarat dari isotop 13C dari keadaan paralel ke antiparalel hanyalah transisi berenergi rendah.

4.      Spektrofotometer H-NMR
Didasarkan pada pengukuran absorpsi pada daerah frekuensi 4-600 mHz atau panjang gelombang 75-0,5 m oleh partikel (inti atom) yang berputar di dalam medan magnet














BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Spektroskopi
  Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi (Anonim, 2007)
Spektroskopi telah lama digunakan dalam mendiskripsikan cabang dari ilmu yang berdasarkan dari resolusi radiasi visible menjadi panjang gelombang. Dengan berjalannya waktu, bagaimanapun, hubungan yang dinyatakan secara luas yang mencakup pelajaran yang menyangkut radiasi elektromagnetik, contoh terakhir adalah massa, elektron, dan spektroskopi akustik (Douglas, 1985).
B.     Perhitungan DBE
Penentuan nilai DBE (double-bond equivalents) menurut Dudley H. William and Lan Fleming dalam buku “Spectroscopic methods in organic chemistry” adapun rumus molekul yang telah diketahui dapat digunakan untuk memperkirakan berapa banyak molekul yang telah diketahui tersebut dalam menggunakan persamaan (Muzakkir, 2012):
CaHbOc            DBE =
Apabila terdapat atom Cl, Br, I pada formula maka perlakuan sebagai atom monovalen H dan jika atom trivalent (N, P dll) maka digunakan rumus berikut :
CaHbOcNd                      DBE =
C.    Spektofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif (Anonim, 2007)
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul, artinya energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan elektron-elektron itu mengatasi kekangan inti dan pindah ke luar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-Vis tampak karena mereka mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi (Anonim, 2007)
Penyerapan radiasi sinar ultraviolet dan sinar tampak oleh spesies atom atau molekul (M) dapat dipertimbangkan sebagai proses dua langkah yang pertama adalah melibatkan eksitasi sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan berikut:
M + hυ → M+
Hasil reaksi antara M dengan foton (hυ) merupakan partikel yang tereksitasi secara elektronik yang disimbolkan dengan M*. waktu hidup M* sangat pendek (!0-8-10-9 detik), dan keberadaannya dapat diakhiri dengan berbagai macam proses relaksasi. Kebanyakan tipe relaksasi melibatkan konversi energy eksitasi menjadi panas, sesuai dengan persamaan berikut: (Sudjadi, 2007).
Analisis kualitatif dengan spektro UV-Vis hanya sebagai data pendukung dikenal dua metode analisis kualitatif, yaitu (Muzakkir, 2012):
a.       Pemeriksaan kemurnian spektrum UV-Vis
b.      Penentuan panjang gelombang maksimum (۸maks)
Block Diagram of a Photodiode Array
Rugged - rana adalah satu-satunya bagian yang bergerak dalam instrumen PDA berbasis UV-VIS. Akibatnya instrumen yang sangat kasar yang berarti dapat dipindahkan tanpa kalibrasi dan akan berjalan hampir selamanya dengan hanya penggantian lampu sesekali (Anonim, 2007).
D.    Spektrofotometer Inframerah
       Spektrum inframerah ditemukan secara luas untuk aplikasi analisis kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan tunggal ini penting untuk mengidentifikasi senyawa organic yang umumnya lengkap dari suatu spectra dan menghasilkan angka maksimal dan minimal yang biasanya untuk tujuan perbandingan (Douglas, 1985).
Konsep radiasi inframerah pertama kali diajukan oleh Sir William Herschel (1800) melalui percobaannya mendispersikan radiasi matahari dengan prisma. Ternyata pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperatur tertinggi yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut banyak kalori (energi tinggi). Daerah spektrum tersebut yang dikenal sebagai infrared (IR, di seberang atau di luar merah) (Anonim, 2007)
Supaya terjadi peresapan radiasi inframerah, maka ada beberapa hal yang perlu dipenuhi, yaitu (Anonim, 2007):
1.      Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi molekul ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorbsi adalah terkuantitasi
2.      Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi elektromagnetik yang diserap
3.      Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan baik nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan
Setiap molekul yang mengabsorpsi radiasi IR mempunyai spektrum IR yang karakteristik pada konsentrasi ukur tertentu, yang dapat dibedakan dari spektrum molekul lainnya dan dengan melalui posisi serta intensitas pita absorpsi dapat digunakan untuk menentukan struktur atau gugus fungsi, pemeriksaan kemurnian, identifikasi dan penentuan kualitatif. Penggunaan spektrum inframerah untuk penetuan struktur senyawa organik biasanya antara 650-4000 cm-1 (15,4 nm-2,5 µm). kurva hubungan antara transmitan dengan panjang gelombang atau bilangan gelombang dan inilah yang disebut spectrum inframerah (Muzakkir, 2012).
E.     Spektrometer Massa
Didasarkan pada pengubahan molekul senyawa (sampel) menjadi ion-ion gas dan terpecah menjadi ion molekul berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e atau m/z) (Anonim,2011).
Spectrometer massa dikembangkan dari pengetahuan yang dimulai pada abad ini dari ion positif dalam megnetik dan bidang elektrostatik. Selama dua periode, metode ini telah ditemukan kembali dan dikebangkan kembali dengan perhatian yang sangat penting terhadap keadaan isotopic dari berbagai elemen (Douglas, 1985).
Gambar 1: komponen dan proses kerja MS
Secara umum prosedur MS :
  1. Sampel  di masukkan dalam instrument MS dan mengalami penguapan.
  2. Komponen dari sample diionisasikan ,dapat digunakan  berbagai metode ,salah satunya  mengenai nya dangan sinar berelectron, sehingga menghasilkan partikel bermuatan ( ion).
  3. Ion di pisahkan berdasarkan rasio massa atau muatan dalam analizer oleh medan elektromagnetik.
  4. Ion-ion dideteksi, metode yang di gunakan biasanya kuantitatif.
  5. Sinyal ion diproses menjadi  spectra massa.

F.     Spektrofotometer C-NMR
NMR merupakan salah satu alat kuat yang sering pada ilmu kimia dan biokimia untuk elusidasi struktur terhadap senyawa organik maupun anorganik. Ini juga sering digunakan dalam identifikasi absorbsi kuantitatif (Douglas, 1985).
          Suatu spektrum dekopling-proton adalah dimana spektrum 13C tidak terkopling dengan 1H sehingga tidak menunjukkan pemisahan spin-spin. Karena tidak ada peruraian dalam suatu spektrum dekopling-proton, maka isyarat tiap kelompok karbon yang ekuivalen secara magnetik akan muncul sebagai suatu singlet. Dengan menghitung banyaknya peak dalam spektrum, maka dapat ditentukan banyaknya macam karbon tak-ekuivalen dalam sebuah molekul analit (Muzakkir, 2012)
G.    Spektrofotometer H-NMR
Dalam suatu spectrometer NMR, radio frekuensi dibuat tetap pada 60 MHz, sedangkan Ho diubah-ubah dalam suatu range kecil dan frekuensi absorpsi direkam untuk berbagai harga Ho. Jadi spektrum NMR ialah grafik dari banyaknya energy yang diserap (I, intensitas) versus kuat medan magnet (Muzakkir, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Spektroskopi. Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta

Anonim, 2011. Penuntun Praktikum Spektroskopi. Universitas Muslim Indonesia: Makassar.

Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyajakarta

Skoog, Douglas A. 1985. Principles of Instrumental Analysis 3rd edition. Saunders College Publishing: New York.

www.google.com/gambar.spektroskop/UV-Vis(online-12January 2012)

www.google.com/gambar.spektroskop/Mass-spektro(online-12January 2012)




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aldehid Dan Keton


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakan
g
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Aldehid itu sendiri merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil. Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R-CO-R’. Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup.Seperti gula ribosa dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton.
Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan keton berbau harum. Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah stu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.
B. Rumusan Masalah
     Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1.      Bagaimana kelarutan senyawa formaldehida dan aseton dalam air?
2.      Bagamaina perubahan reaksi yang terjadi antara formaldehida dan aseton dengan kalium permanganat?
3.      Bagaimana perubahan reaksi yang terjadi antara formaldehida dan aseton dengan pereaksi Tollens?
4.      Bagaimana perubahan reaksi yang terjadi antara formaldehida dan aseton dengan pereaksi Fehling ?
C.  Maksud Praktikum
       Maksud dari praktikum ini adalah untuk membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.
 D. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.      Menentukan kelarutan aldehid dan keton dalam air.
2.      Menentukan reaksi aldehid dan keton dengan kalium permanganat.
3.      Menentukan reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens.
4.      Menentukan reaksi adehid dan keton dengan pereaksi Fehling.


E. Manfaat Praktikum
         Manfaat dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat membedakan reaksi-reaksi antara aldehid dan keton.

                                    

      













BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    TEORI UMUM
           Aldehid dan keton  barulah dua  dari sekian banyak kelompok senyawa oganik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton mempunyai dua gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehid mempunyai sekurangnya satu atom hiudrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehida dapat berupa alikil, aril, atau H. (FESSENDEN & FESSENDEN : 1968 )
           Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil, atau aril.
     O                                             O                        O                           O
     C      H  atau      CHO     H     C     H        R     C     H          Ar      C     H
 Gugus aldehida                 formaldehida    aldehida alifatik     aldehida  aromatik
        Pada keton , karbon atom karbonil dihubungkan denghan dua atom karbon lain.
                O                                      O                                              O
       R      C      R                     R      C      R                Ar      C     Ar              C = O
       Keton alifatik                   alkil aril keton             keton aromatik    keton siklik
(MUHAIDAH RASYID : 1989 )
       Aldehid dan keton lazim terdapat dalam sistem makhluk hidup. Gula ribosa dan hormone betina progesterone merupakan dua contoh aldehida dan keton yang penting secara biologis. (FESSENDEN & FESSENDEN : 1968 )
       Banyak aldehid dan kation mempunyai bau khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, trans-sinamaldehida adalah komponen utama minyak kayumanis dan enantiomer-enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen. (FESSENDEN & FESSENDEN : 1968 )
         Nama IUPAC aldehid  diturunkan dari nama rantai induk alkana dengan mengganti akhiran a dengan al. Jika rantai karbon aldehid mengikat subtituen, penomoran rantai utama dimulai dari atom karbon karbonil. (TIM DOSEN KIMIA UPT MKU UNHAS : 2008)
                                  CH3
CH3CH2CHCH2CH2CHCH2CHO                                         CH3CH=CHCHO
              CH2-CH3    
          6-etil-3-metilokanal                                                            2-butenal
       Jika gugus –CHO terikat langsung ada suatu cincin maka senyawanya dinamai dengan memberikan akhiran karboksaldehida atau karbaldehida pada nama sikloalkananya. (TIM DOSEN KIMIA UPT MKU UNHAS : 2008)





                        O                                                                   O
                        C        H                                                        C         H
       Siklusbutanakarbksaldehida                        Siklohesanakarboksaldehida
       (siklobutanakarbaldehida)                           (sikloheksanakalbaldehida)
       Nama IUPAC untuk keton diturunkan dari nama alkana rantai induknya dengan mengganti akhiran a dengan on. Posisi gugus karbonil keton ditunjukan dengan penomoran sedemikian rupa sehingga terletak pada karbon dengan nomor serendah mungkin dan diletakkan sebelum kata on pada rantai induk. (TIM DOSEN KIMIA UPT MKU UNHAS : 2008)
                            O                                                                                 O

3-buten-2-on

6-metil-3-heptanon

CH3
CH3CHCH2CH2-C-CH2CH3                                                           CH2=CH-C-CH3


      Nama keton terbentuk dari dua gugus alkil yang terikat pada gugus karbonuil diikuti dengan kata ket on. . (TIM DOSEN KIMIA UPT MKU UNHAS : 2008)

H
                           O                                                                                  O
            H3C        C        CH2CH3                                             H2C=C – C – CH3
            etil metil keton                                                            metil vinil keton
        Posisi-posisi lain dalam suatu molekul dapat dirujuk oleh huruf  Yunani, dalam hubungannya dengan gugus karbonil itu. Karbon terdekat dengan C=O disebut karbon alfa(α), Karbon berikutnya beta (β), kemudian gamma (λ), delta (δ), dan seterusnya. Kadang-kadang menggunakan omega (ω), huruf terakhir alphabet Yunani, untuk manandai karbon ujung dari rantai terpanjang, tanpa memperhitungkan banyaknya atom karbon sebenarnya. Gugus yang terikat pada alfa disebut gugus alfa; yang terikat pada kaerbon beta disebut gugus beta. (FESSENDEN & FESSENDEN : 1968 )
       Salah satu aldehid penting yaitu formaldehida merupakan suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40% dalam air dinamakan formalin , yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan. Polimer dari formaldehida, yang disebut paraformaldehida, digunakan sebagai antiseptic dan insektisida. (RALPH.P  PETRUCCI –SUMINAR : 1999)
       Aseton adalah keton yang paling penting. Merupakan cairan volatile (titik didih 56oC) dan mudah terbakar. Aseton  adalah pelarut yang baik untuk macam-macam senyawa organic. Tidak seperti kebanyakan pelarut organik lain, aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Sifat ini digabungkan volatilitasna.  (RALPH.P  PETRUCCI –SUMINAR : 1999)
         Reaksi dan pembuatan aldehid dan keton dapat berupa :
1.      reaksi reduksi. Reaksi reduksi pada aldehida menghasilkan alcohol primer sedangkan terhadap keton menghasilkan alcohol sekunder.
2.      Tautomerisasi keto-enol. Reaksi ini adalah salah satu jenis reaksi isomerisasi yaitu bentuk keton berubah menjadi enol.
3.      Adisi senyawa polar. Gugus karbonil adalah polar, maka bila dilakukan adisi senyawa polar HA akan terbentuk suatu senyawa jenuh.
4.      Reaksi tollens dan fehling. Reaksi ini adalah untuk analisis gugus fungsional aldehid dimana dalam hal ini aldehid dioksidasi dengan Ag(NH3)2 (Tollens) dan Cu(OH)2  (Fehling) sebagai dasar analisis kualitatif untuk uji gugus fungsional aldehid . (MARHAM SITORUS :2010)
5.      Gugus karbonil berbentuk plnar dengan sudut ikatan 1200 yang besifat polar dengan C sebagai δ+ dan O sebagai δ-. Beberapa aldehid dan keton larut dalam air dan titik didihnya sebanding dengan kenaikan BM seperti Tabel dibawah ini.
Tabel : Kelarutan dan titik didih beberapa aldehid dan keton
Aldehid dan keton
Titik didih(0C)
Kelarutan dalam air
(g/100 ml)
Formaldehid
-21
Larut sempurna
Asetaldehid
20
Larut sempurna
Propinaldehid
49
16
Butiraldehid
76
7
Aseton
56
Larut sempurna
2-butanon
60
26
Asetofenon
202
Tidak larut
Benzofenon
306
Tidak larut
(MARHAM SITORUS :2010)

      


      
B.     Uraian Bahan
1.  Formalin (Dirjen POM, FI III, 1979 : 259)
Nama Resmi                                : FORMALDEHIDA
Nama Lain                                  : Formalin
RM                                              : CH2O
Pemerian                                       :Cairan jernih,tidak berwarna;bau menusuk,uap merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan.Jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh.
Kelarutan                                                  : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95%) P.
Penyimpanan                               : Dalam wadah tertutup baik,terkindung dari cahaya;sebaiknya pada suhu di atas 20o.
Kegunaan                                    : Sebagai sampel
2.      Aseton (Dirjen POM,FI IV,1995 : 27)
Nama Resmi                                : ACETONUM
Nama Lain                                  : Aseton
RM/BM                                       : C3H6O/58,08
Pemerian                                       : Cairan transparan,tidak berwarna,mudah menguap,bau khas.
Kelarutan                                                  : Dapat bercampur denagn air,dengan etanol,dengan eter,dan dengan kloroform.
Penyimpanan                               : Dalam wadah tertutup rapat,jauhkan dari api.
Kegunaan                                    : Sebagai sampel            
3.      Kalium Permanganat (Dirjen POM, FI IV ,1995 : 480)
Nama Resmi                                : KALII PERMANGANAS
Nama Lain                                  : Kalium Permanganat
RM/BM                                       : KMnO4/158,03
Pemerian                                      : Hablur,ungu tua,hampir tidak tembus oleh cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap oleh cahaya yang dipantulkan,kadang-kadang disertai warna merah tembaga tua;stabil di udara.
Kelarutan                                                  : Larut dalam air,mudah larut dalam air mendidih.
Penyimpanan                               : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                                    : Sebagai pereaksi
4.      Air Murni (Dirjen POM, FI IV, 1995 : 112)
Nama Resmi                                : AQUA PURIFICATA
Nama Lain                                  : Aquadest
RM/BM                                       : H2O/18,02
Pemerian                                      : Cairan jernih;tidak berwarna;tidak berbau.
Penyimpanan                               : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                                    : Sebagai pelarut
5.      Perak Nitrat (Dirjen POM, FI IV, 1995 :113)
Nama Resmi                                : ARGENTI NITRAS
Nama Lain                                  : Perak Nitrat
RM/BM                                       : AgNO3/169,87
Pemerian                                      : Hablur;tidak berwarna atau putih;bila dibiarkan terpapar cahaya dengan adanya zat organik,menjadi berwarna abu-abu atau hitam keabu-abuan.pH lebih kurang 5,5.
Kelarutan                                                 : Sangat mudah larut dalam air,terlebih dalam air mendidih;agak sukar larut dalam etanol;mudah larut dalam etanol mendidih;sukar larut dalam eter.
Penyimpanan                               : Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya.
Kegunaan                                    : Sebagai pereaksi
6.      Fehling (Dirjen POM, FI III,1979 : 692)
Fehling A                                    : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B                                                 : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Penyimpanan                               : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                                    : Sebagai pereaksi
C.   

1.    Siapkan 2 buah tabung reaksi
2.    Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton.
3.    Perhatikan warna dan baunya
4.    Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok  (+ 10 tetes)
5.    Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
Prosedur kerja (Anonim 2011)
A.     






B.    

1.      Ambil larutan A di atas
2.      Tiap tabung ditambah 12 tetes KMnO4  0,1 N
3.    Perhatikan warna KMnO tersebut
4.    Catat pengamatan saudara
 



1.      Siapkan 2 buah tabung reaksi
2.      Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO3  0,1 N
3.    Tambahkan setetes demi setetes NH4OH  0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens)
4.    Ke dalam tabung (1) tambahkan  0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton
5.    Panaskan beberapa menit di atas penangas air
6.    Perhatikan dan catat pengamatan saudara
 
C.      








1.      Siapkan 2 buah tabung reaksi
2.      Masing-masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml larutan Fehling B
3.    Ke dalam tabung (1) tambahkan  0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan  0,5 ml asetin kocok
4.    Panaskan beberapa menit di atas penangas air
5.    Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara
 
D.     




BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.    Alat
Alat- alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas piala, lampu spirtus, pipet tetes, rak tabung, dan tabung reaksi.
B.     Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu  Aseton, Amonium hidroksida (NH4OH), Formaldehida, Kalium permanganat (KMnO4), Perak nitrat (AgNO3), Pereaksi Fehling ( A dan B)
C.    Cara kerja
A.    Kelarutan dalam air
             Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Dimasukkan 0,5 ml formaldehida pada tabung pertana dan 0,5 ml aseton pada tabung kedua. Dicatat warna dan baunya. Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 10 tetes air. Dicatat hasil pengamatannya dan larutan jangan dibuang
B.     Reaksi dengan Kalium Permanganat (KMnO4)
             Diambil larutan A diatas. Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1-2 tetes KMnO4. Diperhatiakn warna Kalium permanganat. Dicatat hasil pengamatannya
C.     Reaksi dengan pereaksi Tollens
             Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 ml AgNO3. Ditambahkan setetes demi setetes NH4OH hingga endapan yang terbentuk hilang. Dimasukkan 0,5 formaldehida pada tabung reaksi pertama dan 0,5 ml aseton pada tabung reaksi kedua. Dipanaskan beberapa menit. Dicatat hasil pengamatannya
D.    Reaksi dengan peraksi Fehling
             Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi 1 ml Fehling A dan 1 ml Fehling B. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama 0,5 ml formaldehida dan 0,5 ml aseton lalu dihomogenkan. Dipanaskan beberapa menit. Dicatat hasil pengamatannya.




BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.    Hasil Praktikum
1.      Tabel Praktikum
A.    Kelarutan dalam air
Zat
Warna
Bau
Kelarutan dalam air
Formaldehid 
Putih kotor
Bau khas / menyengat
Putih kotor ke bening
Aseton
Bening
Bau alkohol
Bening ke putih kotor

B.     Reaksi dengan Kalium Permnganat
Zat
Pereaksi Tollens
Formaldehid 
Bening ke merah bata
Aseton
Putih kotor ke cokelat

C.     Reaksi dengan Pereaksi Tollens       
Zat
Pereaksi Tollens
Formaldehid 
-                Formaldehid  + AgNO3
-                Formaldehid  + NH4OH
-                Formaldehid  + f-dehid
-                Formaldehid  + dipanaskan

-     Putih
-     Putih larut
-     Hitam
-     Terdapat dinding perak / larut
Aseton
-       Aseton + AgNO3  
-       Aseton + NH4OH

-       Aseton + Aseton
-       Aseton + dipanaskan

-     Putih
-     Putih larut terbentuk bintik hitam menghasilkan Ag+
-     Putih + bintik hitam
-     Agak berkumpul di atas

D.    Reaksi dengan Pereaksi Fehling 
Zat
Pereaksi Fehling
Formaldehid 
Biru tua, tidak berbau setelah dipanaskan menjadi biru kehitaman dan bau menyengat
Aseton
Biru,berbau, dan 2 fase, setelah dipanaskan menjadi biru tua, larut, dan tidak berbau

2.      Reaksi
a.    Dengan KMnO4
                                                                                                                                                         + MnO4- + 2H+                                            + 2MnO2  + H2O
       Formaldehida                                           Asam Metanoat
                                                                                                 
                                   + MnO4- + 2H+            
     Aseton                                                            Dengan Tollens
                  + 2Ag(NH3)2OH                      2Ag↓ + 4NH3 + H2O +                               
      Formaldehida                                   endapan cermin Perak
 + 2Ag(NH3)2  
      Aseton
                                                                                         
b.    Dengan Fehling
                     + 2 Cu2+ + 5 OH-             Cu2O↓ + 3 H2O +
formaldehida                       endapan merahbata                 Asam Metanoat


                                   + 2 Cu2+ + 5 OH- 


c.        
B.     Pembahasan
Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua senyawa ini apabila dioksidasi. Aldehid hádala larutan yang mudah sekali dioksidasi dengan menggunaknan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila statu sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid. Pada praktikum kali ini menggunakan empat jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa keton.
Sampel-sampel tersebut antara lain asetaldehid, aseton, glucosa, dan fructosa. Pada percobaan terhadap asetaldehid mula-mula ditambah dengan air, warnanya tetap bening dan tidak ada endapan sama sekali pada dasar tabung reaksinya. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens, maka terjadi perubahan. Warna larutan menjadi keruh dan munculnya endapan. Lalu larutan ini dipanaskan, dan terjadi perubahan yaitu warna larutan agak keruh abu-abu dan timbal cermin perak pada dinding tabung. Warna larutan berubah menjadi gelap. Dengan munculnya cermin perak pada dinding tabung reaksi pada percobaan kali ini maka dapat dinyatakan bahwa asetaldehid merupakan salah satu contoh dari senyawa aldehid.
Selanjutnya menggunakan sampel kedua yaitu aseton. Aseton ditambahkan dengan air, warna bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian ditambahkan pereaksi tollens, tidak terjadi perubahan. Warna tetap bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan, warna larutan menjadi keruh coklat kehitaman dan tidak terbentuk cermin perak melainkan terbentuk endapan warna kehitaman.
Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton bukan merupakan salah satu senyawa aldehid, tetapi aseton merupakan senyawa keton,
Sampel berikutnya yaitu glucosa. Telah diketahui bahwa glukosa merupakan salah satu karbohidrat monosakarida yang merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Glukosa pada praktikum kali ini ditambahkan dengan air, warna bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian glukosa ditambahkan dengan pereaksi tollens, terjadi perubahan yaitu pada warna menjadi agak keruh dan ada endapannya.
Kemudian larutan ini dipanaskan dan warna berubah menjadi keruh abu-abu, dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinidng tabung reaksi. Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa glukosa merupakan salah satu dari senyawa aldehid. Sampel tang terakhir yaitu fruktosa. Sama dengan glukosa, fruktosa juga merupakan salah satu jenis karbohidrat monosakarida. Apabila fruktosa ditambahkan dengan air warna yang terjadi tetap bening dan tidak ada endapan. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens maka warna berubah menjadi keruh coklat kehitaman dan terdapat endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan maka warna menjadi keruh coklat dan terbentuklah endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi. Jadi sama seperti glukosa, fruktosa juga merupakan salah satu senyawa aldehid.
Dari keempat sampel yang digunakan, yang bukan senyawa aldehid melainkan keton adalah Aseton. Ketiga larutan yaitu asetaldehid, glukosa, dan fruktosa termasuk ke dalam senyawa aldehid. Aseton tidak dapat membentuk cerminperak karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan. Pada asetaldehid, glukosa dan fruktosa oksidasi terjadi denagn mudah karena ketiganya lebih reaktif.








BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1.      Uji Tollens bertujuan untuk mengetahui adanya reaksi antara sampel dengan pereaksi Tollens yang menghasilkan endapan cermin perak, positif terhadap aldehida dan keton, tetapi pada senyawa keton membutuhkan pemanasan.
2.      Uji Iodoform bertujuan untuk mengetahui apakah ada senyawa yang memiliki gugus metil keton dan mengetahui kemampuan ionisasi suatu sampel. Uji ini positif untuk asetaldehid.
3.      Pembentukan damar untuk menguji adanya hidrogen alfa dan adanya aldol beserta kondensasinya.
4.      Uji adisi Natrium Bisulfit untuk mengetahui adanya gugus karbonil pada sampel yang dapat diadisi dan bisa melepas atom hidrogen ketika mengikat Na-bisulfit. Sampel asetaldehid, benzaldehid dan propanon positif.
5.      Uji pembentukan asam karboksilat untuk mengetahui senyawa yang bisa dioksidasi menjadi asam karboksilat (gugus –COOH). Uji ini positif untuk senyawa aldehid.
6.      Uji fehling bertujuan untuk mengetahui tingkat kemudahan oksidasi dari unsur aldehid dan keton. Uji ini positif untuk asetaldehid.



B.     SARAN
Dalam praktikum ini sebaiknya alat-alat lebih steril, berhati-hati saat berinteraksi dengan senyawa-senyawa yang berbahaya dan teliti saat memperhatikan perubahan reaksi pada senyawa.





DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1968. Dasar-dasar Kimia Organik.
Bina Aksara : Jakarta.
Tim Dosen Kimia UPT MKU UNHAS.2008. Kimia Dasar. UNHAS: Makassar
Rasyid, Muhaidah. 1989. Kimia Organik 1.  Badan Penerbit UNM: Makassar
Sitorus, Marham. 2010.  Kimia Organik .Graha Ilmu: Yogyakarta
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Petrucci Ralph.1999. Kimia Organik.Worth Publishers, INC, Belmont: USA.









DAFTAR PUSTAKA

Fessenden R.J dan J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 1 ;Worth Publishers, INC, Belmont, USA.
Fessenden R.J dan J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 2 ;Worth Publishers, INC, Belmont, USA.
Rasyid, Muhaidah ; 1989 ; Kimia Organik 1 ; Makassar : Badan Penerbit UNM.
Parappung ; 1987 ; Kimia Organik ; Bandung : SHA Bandung.
Rasyid, Muhaidah ; 1989 ; Kimia Organik 1 ; Makassar : Badan Penerbit UNM.
Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta : Depkes RI.










                                                                                            



DAFTAR PUSTAKA

Fessenden R.J dan J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 1 ;Worth Publishers, INC, Belmont, USA.
Fessenden R.J dan J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 2 ;Worth Publishers, INC, Belmont, USA.
Rasyid, Muhaidah ; 1989 ; Kimia Organik 1 ; Makassar : Badan Penerbit UNM.
Parappung ; 1987 ; Kimia Organik ; Bandung : SHA Bandung.
Sitorus, Marham ; 2010 ; Kimia Organik ; Yogyakarta : Graha Ilmu.
Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

                                                                                                          


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS