BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak
contoh kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Aldehid itu
sendiri merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil
(-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat
atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada
keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil. Struktur umum aldehid
yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R-CO-R’. Aldehid dan keton
banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup.Seperti gula ribosa dan hormon
progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton.
Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada
umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan keton berbau harum. Aldehid dan keton
menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah stu contohnya
yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih
dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai
antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang
pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan
pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan
mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam
pemanfaatannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada percobaan ini adalah :
1. Bagaimana
kelarutan senyawa formaldehida dan aseton dalam air?
2. Bagamaina
perubahan reaksi yang terjadi antara formaldehida dan aseton dengan kalium
permanganat?
3. Bagaimana
perubahan reaksi yang terjadi antara formaldehida dan aseton dengan pereaksi
Tollens?
4. Bagaimana
perubahan reaksi yang terjadi antara formaldehida dan aseton dengan pereaksi
Fehling ?
C. Maksud Praktikum
Maksud
dari praktikum ini adalah untuk membedakan aldehid dan keton berdasarkan
reaksi-reaksi kimia.
D. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum
ini yaitu :
1. Menentukan
kelarutan aldehid dan keton dalam air.
2. Menentukan
reaksi aldehid dan keton dengan kalium permanganat.
3. Menentukan
reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi Tollens.
4. Menentukan
reaksi adehid dan keton dengan pereaksi Fehling.
E. Manfaat
Praktikum
Manfaat dari praktikum ini yaitu agar
praktikan dapat membedakan reaksi-reaksi antara aldehid dan keton.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Aldehid
dan keton barulah dua dari sekian banyak kelompok senyawa oganik
yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton mempunyai dua gugus alkil (aril)
yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehid mempunyai sekurangnya satu
atom hiudrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu
aldehida dapat berupa alikil, aril, atau H. (FESSENDEN & FESSENDEN : 1968 )
Aldehid mempunyai paling sedikit
satu atom hidrogen melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa
gugus hidrogen, alkil, atau aril.
O O O O
C H atau CHO
H C H R C
H Ar C
H
Gugus aldehida
formaldehida aldehida
alifatik aldehida aromatik
Pada keton , karbon atom karbonil
dihubungkan denghan dua atom karbon lain.
O O O
R C R
R C
R Ar C Ar C
= O
Keton
alifatik alkil aril
keton keton aromatik keton
siklik
(MUHAIDAH RASYID : 1989
)
Aldehid dan keton lazim terdapat dalam
sistem makhluk hidup. Gula ribosa dan hormone betina progesterone merupakan dua
contoh aldehida dan keton yang penting secara biologis. (FESSENDEN &
FESSENDEN : 1968 )
Banyak aldehid dan kation mempunyai bau
khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau
harum. Misalnya, trans-sinamaldehida
adalah komponen utama minyak kayumanis dan enantiomer-enantiomer karbon yang
menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen. (FESSENDEN & FESSENDEN : 1968 )
Nama IUPAC aldehid diturunkan dari nama rantai induk alkana
dengan mengganti akhiran a dengan al. Jika rantai karbon aldehid mengikat
subtituen, penomoran rantai utama dimulai dari atom karbon karbonil. (TIM DOSEN
KIMIA UPT MKU UNHAS : 2008)
CH3
CH3CH2CHCH2CH2CHCH2CHO
CH3CH=CHCHO
CH2-CH3
6-etil-3-metilokanal 2-butenal
Jika gugus –CHO terikat langsung ada
suatu cincin maka senyawanya dinamai dengan memberikan akhiran karboksaldehida atau karbaldehida pada nama sikloalkananya. (TIM DOSEN KIMIA UPT
MKU UNHAS : 2008)
O O
C H C H
Siklusbutanakarbksaldehida Siklohesanakarboksaldehida
(siklobutanakarbaldehida) (sikloheksanakalbaldehida)
Nama IUPAC untuk keton diturunkan dari
nama alkana rantai induknya dengan mengganti akhiran a dengan on. Posisi
gugus karbonil keton ditunjukan dengan penomoran sedemikian rupa sehingga
terletak pada karbon dengan nomor serendah mungkin dan diletakkan sebelum kata on pada rantai induk. (TIM DOSEN KIMIA UPT
MKU UNHAS : 2008)
O O
CH3CHCH2CH2-C-CH2CH3
CH2=CH-C-CH3
Nama keton terbentuk dari dua gugus alkil
yang terikat pada gugus karbonuil diikuti dengan kata ket on. . (TIM DOSEN
KIMIA UPT MKU UNHAS : 2008)
H3C C
CH2CH3 H2C=C
– C – CH3
etil metil keton metil
vinil keton
Posisi-posisi lain dalam suatu molekul
dapat dirujuk oleh huruf Yunani, dalam
hubungannya dengan gugus karbonil itu. Karbon terdekat dengan C=O disebut
karbon alfa(α), Karbon berikutnya beta (β), kemudian gamma (λ), delta
(δ), dan seterusnya. Kadang-kadang menggunakan omega (ω), huruf terakhir
alphabet Yunani, untuk manandai karbon ujung dari rantai terpanjang, tanpa
memperhitungkan banyaknya atom karbon sebenarnya. Gugus yang terikat pada alfa
disebut gugus alfa; yang terikat pada kaerbon beta disebut gugus beta.
(FESSENDEN & FESSENDEN : 1968 )
Salah satu aldehid penting yaitu formaldehida merupakan suatu gas tak
berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40% dalam air dinamakan formalin ,
yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan. Polimer dari formaldehida,
yang disebut paraformaldehida, digunakan sebagai antiseptic dan insektisida.
(RALPH.P PETRUCCI –SUMINAR : 1999)
Aseton adalah keton yang paling penting.
Merupakan cairan volatile (titik didih 56oC) dan mudah terbakar.
Aseton adalah pelarut yang baik untuk
macam-macam senyawa organic. Tidak seperti kebanyakan pelarut organik lain,
aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Sifat ini digabungkan
volatilitasna. (RALPH.P PETRUCCI –SUMINAR : 1999)
Reaksi dan pembuatan aldehid dan keton
dapat berupa :
1. reaksi
reduksi. Reaksi reduksi pada aldehida menghasilkan alcohol primer sedangkan
terhadap keton menghasilkan alcohol sekunder.
2. Tautomerisasi
keto-enol. Reaksi ini adalah salah satu jenis reaksi isomerisasi yaitu bentuk
keton berubah menjadi enol.
3. Adisi
senyawa polar. Gugus karbonil adalah polar, maka bila dilakukan adisi senyawa
polar HA akan terbentuk suatu senyawa jenuh.
4. Reaksi
tollens dan fehling. Reaksi ini adalah untuk analisis gugus fungsional aldehid
dimana dalam hal ini aldehid dioksidasi dengan Ag(NH3)2
(Tollens) dan Cu(OH)2 (Fehling) sebagai dasar analisis kualitatif
untuk uji gugus fungsional aldehid . (MARHAM SITORUS :2010)
5. Gugus
karbonil berbentuk plnar dengan sudut ikatan 1200 yang besifat polar
dengan C sebagai δ+ dan O sebagai δ-. Beberapa aldehid
dan keton larut dalam air dan titik didihnya sebanding dengan kenaikan BM
seperti Tabel dibawah ini.
Tabel : Kelarutan dan titik didih
beberapa aldehid dan keton
Aldehid
dan keton
|
Titik
didih(0C)
|
Kelarutan
dalam air
(g/100 ml)
|
Formaldehid
|
-21
|
Larut sempurna
|
Asetaldehid
|
20
|
Larut sempurna
|
Propinaldehid
|
49
|
16
|
Butiraldehid
|
76
|
7
|
Aseton
|
56
|
Larut sempurna
|
2-butanon
|
60
|
26
|
Asetofenon
|
202
|
Tidak larut
|
Benzofenon
|
306
|
Tidak larut
|
(MARHAM SITORUS :2010)
B.
Uraian
Bahan
1. Formalin (Dirjen POM, FI III, 1979 : 259)
Nama Resmi :
FORMALDEHIDA
Nama Lain :
Formalin
RM :
CH2O
Pemerian :Cairan jernih,tidak berwarna;bau menusuk,uap
merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan.Jika disimpan di tempat dingin
dapat menjadi keruh.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95%) P.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik,terkindung dari cahaya;sebaiknya pada suhu di atas 20o.
Kegunaan :
Sebagai sampel
2. Aseton (Dirjen POM,FI IV,1995 : 27)
Nama Resmi :
ACETONUM
Nama Lain :
Aseton
RM/BM :
C3H6O/58,08
Pemerian : Cairan transparan,tidak berwarna,mudah
menguap,bau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur denagn air,dengan
etanol,dengan eter,dan dengan kloroform.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat,jauhkan dari api.
Kegunaan :
Sebagai sampel
3. Kalium Permanganat (Dirjen POM, FI IV ,1995 :
480)
Nama Resmi :
KALII PERMANGANAS
Nama Lain :
Kalium Permanganat
RM/BM :
KMnO4/158,03
Pemerian : Hablur,ungu tua,hampir tidak tembus oleh
cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap oleh cahaya yang
dipantulkan,kadang-kadang disertai warna merah tembaga tua;stabil di udara.
Kelarutan : Larut dalam air,mudah larut dalam air
mendidih.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Sebagai pereaksi
4. Air Murni (Dirjen POM, FI IV, 1995 : 112)
Nama Resmi :
AQUA PURIFICATA
Nama Lain :
Aquadest
RM/BM :
H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih;tidak berwarna;tidak berbau.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan :
Sebagai pelarut
5. Perak Nitrat (Dirjen POM, FI IV, 1995 :113)
Nama Resmi :
ARGENTI NITRAS
Nama Lain :
Perak Nitrat
RM/BM :
AgNO3/169,87
Pemerian : Hablur;tidak berwarna atau putih;bila
dibiarkan terpapar cahaya dengan adanya zat organik,menjadi berwarna abu-abu
atau hitam keabu-abuan.pH lebih kurang 5,5.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,terlebih dalam
air mendidih;agak sukar larut dalam etanol;mudah larut dalam etanol
mendidih;sukar larut dalam eter.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya.
Kegunaan :
Sebagai pereaksi
6. Fehling (Dirjen POM, FI III,1979 : 692)
Fehling A :
CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan :
Sebagai pereaksi
C.
1. Siapkan 2 buah
tabung reaksi
2. Tabung (1)
diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton.
3. Perhatikan
warna dan baunya
4. Selanjutnya
tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes)
5. Catat
pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
|
Prosedur
kerja (Anonim 2011)
A.
B.
1. Ambil larutan A
di atas
2. Tiap tabung
ditambah 12 tetes KMnO4
0,1 N
3. Perhatikan
warna KMnO tersebut
4. Catat
pengamatan saudara
|
1. Siapkan 2 buah
tabung reaksi
2. Masing-masing
diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N
3. Tambahkan
setetes demi setetes NH4OH
0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH
berlebih = pereaksi Tollens)
4. Ke dalam tabung
(1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan
tabung (2) dengan 0,5 ml aseton
5. Panaskan
beberapa menit di atas penangas air
6. Perhatikan dan
catat pengamatan saudara
|
C.
1.
Siapkan 2 buah tabung reaksi
2.
Masing-masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml larutan
Fehling B
3.
Ke dalam tabung (1) tambahkan
0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml asetin kocok
4.
Panaskan beberapa menit di atas penangas air
5.
Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara
|
D.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.
Alat
Alat- alat yang
digunakan pada praktikum ini yaitu
gelas piala, lampu spirtus, pipet tetes, rak tabung, dan tabung reaksi.
B.
Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Aseton, Amonium hidroksida (NH4OH),
Formaldehida, Kalium permanganat (KMnO4), Perak nitrat (AgNO3),
Pereaksi Fehling ( A dan B).
C.
Cara kerja
A. Kelarutan
dalam air
Disiapkan
2 buah tabung reaksi. Dimasukkan 0,5 ml formaldehida pada tabung pertana dan
0,5 ml aseton pada tabung kedua. Dicatat warna dan baunya. Ditambahkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi 10 tetes air. Dicatat hasil pengamatannya dan
larutan jangan dibuang
B. Reaksi
dengan Kalium Permanganat (KMnO4)
Diambil
larutan A diatas. Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1-2 tetes KMnO4.
Diperhatiakn warna Kalium permanganat. Dicatat hasil pengamatannya
C. Reaksi
dengan pereaksi Tollens
Disiapkan
2 buah tabung reaksi. Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 ml
AgNO3. Ditambahkan setetes demi setetes NH4OH hingga endapan yang terbentuk
hilang. Dimasukkan 0,5 formaldehida pada tabung reaksi pertama dan 0,5 ml
aseton pada tabung reaksi kedua. Dipanaskan beberapa menit. Dicatat hasil
pengamatannya
D. Reaksi
dengan peraksi Fehling
Disiapkan
2 buah tabung reaksi. Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi 1 ml
Fehling A dan 1 ml Fehling B. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama 0,5 ml
formaldehida dan 0,5 ml aseton lalu dihomogenkan. Dipanaskan beberapa menit.
Dicatat hasil pengamatannya.
BAB IV
KAJIAN HASIL
PRAKTIKUM
A.
Hasil Praktikum
1.
Tabel Praktikum
A.
Kelarutan dalam air
Zat
|
Warna
|
Bau
|
Kelarutan
dalam air
|
Formaldehid
|
Putih kotor
|
Bau khas / menyengat
|
Putih kotor ke bening
|
Aseton
|
Bening
|
Bau alkohol
|
Bening ke putih kotor
|
B.
Reaksi dengan
Kalium Permnganat
Zat
|
Pereaksi
Tollens
|
Formaldehid
|
Bening ke merah bata
|
Aseton
|
Putih kotor ke cokelat
|
C.
Reaksi dengan
Pereaksi Tollens
Zat
|
Pereaksi
Tollens
|
Formaldehid
-
Formaldehid + AgNO3
-
Formaldehid + NH4OH
-
Formaldehid + f-dehid
-
Formaldehid + dipanaskan
|
- Putih
- Putih larut
- Hitam
- Terdapat dinding perak / larut
|
Aseton
-
Aseton +
AgNO3
-
Aseton + NH4OH
-
Aseton +
Aseton
-
Aseton +
dipanaskan
|
-
Putih
-
Putih larut
terbentuk bintik hitam menghasilkan Ag+
-
Putih +
bintik hitam
-
Agak
berkumpul di atas
|
D.
Reaksi dengan
Pereaksi Fehling
Zat
|
Pereaksi
Fehling
|
Formaldehid
|
Biru tua, tidak berbau setelah dipanaskan menjadi biru
kehitaman dan bau menyengat
|
Aseton
|
Biru,berbau, dan 2 fase, setelah dipanaskan menjadi
biru tua, larut, dan tidak berbau
|
2.
Reaksi
a. Dengan KMnO4
+ MnO4- + 2H+
+
2MnO2 + H2O
Formaldehida Asam Metanoat
+ MnO4- + 2H+
Aseton Dengan
Tollens
+ 2Ag(NH3)2OH 2Ag↓ + 4NH3 + H2O
+
Formaldehida endapan
cermin Perak
+ 2Ag(NH3)2
Aseton
b.
Dengan Fehling
+ 2
Cu2+ + 5 OH-
Cu2O↓ + 3 H2O +
formaldehida endapan merahbata Asam Metanoat
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
c.
B.
Pembahasan
Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua
senyawa ini apabila dioksidasi. Aldehid hádala larutan yang mudah sekali
dioksidasi dengan menggunaknan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat inilah
yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila statu
sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul
endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa
sampel itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid. Pada praktikum kali ini
menggunakan empat jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam senyawa
aldehid atau senyawa keton.
Sampel-sampel tersebut antara lain asetaldehid, aseton, glucosa, dan
fructosa. Pada percobaan terhadap asetaldehid mula-mula ditambah dengan air,
warnanya tetap bening dan tidak ada endapan sama sekali pada dasar tabung
reaksinya. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens, maka terjadi
perubahan. Warna larutan menjadi keruh dan munculnya endapan. Lalu larutan ini
dipanaskan, dan terjadi perubahan yaitu warna larutan agak keruh abu-abu dan
timbal cermin perak pada dinding tabung. Warna larutan berubah
menjadi gelap. Dengan munculnya cermin perak pada dinding tabung reaksi pada
percobaan kali ini maka dapat dinyatakan bahwa asetaldehid merupakan salah satu
contoh dari senyawa aldehid.
Selanjutnya menggunakan sampel kedua yaitu aseton. Aseton
ditambahkan dengan air, warna bening dan tidak terbentuk endapan. Kemudian
ditambahkan pereaksi tollens, tidak terjadi perubahan. Warna tetap bening dan
tidak terbentuk endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan, warna larutan menjadi
keruh coklat kehitaman dan tidak terbentuk cermin perak melainkan terbentuk
endapan warna kehitaman.
Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton bukan merupakan
salah satu senyawa aldehid, tetapi aseton merupakan senyawa keton,
Sampel berikutnya yaitu glucosa. Telah diketahui bahwa glukosa merupakan salah
satu karbohidrat monosakarida yang merupakan sumber energi bagi makhluk hidup.
Glukosa pada praktikum kali ini ditambahkan dengan air, warna bening dan tidak
terbentuk endapan. Kemudian glukosa ditambahkan dengan pereaksi tollens,
terjadi perubahan yaitu pada warna menjadi agak keruh dan ada endapannya.
Kemudian larutan ini dipanaskan dan warna berubah menjadi keruh
abu-abu, dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinidng tabung reaksi.
Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa glukosa merupakan salah satu
dari senyawa aldehid. Sampel tang terakhir yaitu fruktosa. Sama dengan glukosa, fruktosa
juga merupakan salah satu jenis karbohidrat monosakarida. Apabila fruktosa
ditambahkan dengan air warna yang terjadi tetap bening dan tidak ada endapan.
Kemudian ditambahkan dengan pereaksi tollens maka warna berubah menjadi keruh
coklat kehitaman dan terdapat endapan. Kemudian larutan ini dipanaskan maka
warna menjadi keruh coklat dan terbentuklah endapan cermin perak pada dinding
tabung reaksi. Jadi sama seperti glukosa, fruktosa juga merupakan salah satu
senyawa aldehid.
Dari keempat sampel yang digunakan, yang bukan senyawa aldehid
melainkan keton adalah Aseton. Ketiga larutan yaitu asetaldehid, glukosa, dan
fruktosa termasuk ke dalam senyawa aldehid. Aseton tidak dapat membentuk
cerminperak karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus
karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga
aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan
dipanaskan. Pada asetaldehid, glukosa dan fruktosa oksidasi terjadi denagn
mudah karena ketiganya lebih reaktif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1.
Uji Tollens
bertujuan untuk mengetahui adanya reaksi antara sampel dengan pereaksi Tollens
yang menghasilkan endapan cermin perak, positif terhadap aldehida dan keton,
tetapi pada senyawa keton membutuhkan pemanasan.
2.
Uji Iodoform bertujuan untuk
mengetahui apakah ada senyawa yang memiliki gugus metil keton dan mengetahui
kemampuan ionisasi suatu sampel. Uji ini positif untuk asetaldehid.
3.
Pembentukan damar untuk menguji
adanya hidrogen alfa dan adanya aldol beserta kondensasinya.
4.
Uji adisi Natrium Bisulfit untuk
mengetahui adanya gugus karbonil pada sampel yang dapat diadisi dan bisa
melepas atom hidrogen ketika mengikat Na-bisulfit. Sampel asetaldehid,
benzaldehid dan propanon positif.
5.
Uji pembentukan
asam karboksilat untuk mengetahui senyawa yang bisa dioksidasi menjadi asam
karboksilat (gugus –COOH). Uji ini positif untuk senyawa aldehid.
6.
Uji fehling
bertujuan untuk mengetahui tingkat kemudahan oksidasi dari unsur aldehid dan
keton. Uji ini positif untuk asetaldehid.
B.
SARAN
Dalam praktikum ini sebaiknya alat-alat lebih steril, berhati-hati saat
berinteraksi dengan senyawa-senyawa yang berbahaya dan teliti saat
memperhatikan perubahan reaksi pada senyawa.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen
POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes
RI : Jakarta.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1968.
Dasar-dasar Kimia Organik.
Bina Aksara
: Jakarta.
Tim Dosen Kimia UPT MKU UNHAS.2008. Kimia Dasar.
UNHAS: Makassar
Rasyid,
Muhaidah. 1989.
Kimia Organik 1. Badan Penerbit UNM: Makassar
Sitorus,
Marham. 2010. Kimia Organik
.Graha Ilmu: Yogyakarta
Dirjen POM. Farmakope
Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Petrucci Ralph.1999. Kimia Organik.Worth
Publishers, INC, Belmont:
USA.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden R.J dan
J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 1 ;Worth Publishers, INC,
Belmont, USA.
Fessenden R.J dan
J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 2 ;Worth Publishers, INC,
Belmont, USA.
Rasyid,
Muhaidah ; 1989 ; Kimia Organik 1 ; Makassar : Badan Penerbit UNM.
Parappung
; 1987 ; Kimia Organik ; Bandung : SHA Bandung.
Rasyid,
Muhaidah ; 1989 ; Kimia Organik 1 ; Makassar : Badan Penerbit UNM.
Dirjen
POM.1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.
Jakarta : Depkes RI.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden R.J dan
J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 1 ;Worth Publishers, INC,
Belmont, USA.
Fessenden R.J dan
J.S.Fessenden ; 1986 ; Kimia Organik edisi 3 jilid 2 ;Worth Publishers, INC,
Belmont, USA.
Rasyid,
Muhaidah ; 1989 ; Kimia Organik 1 ; Makassar : Badan Penerbit UNM.
Parappung
; 1987 ; Kimia Organik ; Bandung : SHA Bandung.
Sitorus,
Marham ; 2010 ; Kimia Organik ; Yogyakarta : Graha Ilmu.
Dirjen
POM.1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.
Jakarta : Depkes RI.