BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Protein adalah molekul
organic yang terbanyak didalam sel. Lebih dari 50% berat kering sel terdiri
atas protein. Selain itu, protein adalah biomomekul yang sesungguhnya, karena
senyawa ini menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan.
Beberapa protein
merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut).
Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk
hidup. Masih ada lagi yang bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi
biologis yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada protein mudah larut
dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Pada percobaan kali ini
akan dibuktikan apakah suhu, keasaman/pH dan garam-garam organic atau anorganik
dapat memengaruhi sifat-sifat protein, misalnya struktur dan kelarutannya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
kelarutan putih telur dalam air, Na2CO3, HCl dan NaOH?
2.
Bagaimanakah
reaksi putih telur dengan HNO3 dan ditambahkan dengan NaOH setelah
dipanaskan?
3.
Bagaimanakah
reaksi protein dengan ion-ion logam seperti AgNO3, CuSO4,
NaCl, FeCl3, Pb(NO3)2 ?\
C. Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengenal beberapa siat protein berdasarkan reaksi
kimia.
D. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
memahami reaksi uji terhadap asam amino dan protein dari sampel (telur ayam
ras), serta mengidentifikasi rekasi-reaksi spesifik asam amino dan protein.
E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari
praktikum adalah untuk mengetaui kelarutan protein dan asam amino pada sampel
(telur ayam ras) berdasarkan uji kelarutan protein, koagulasi protein serta
reaksi dengan ion-ion logam.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Protein merupakan suatu
zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini di
samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh kita juga berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang
mengandung unsur-unsur Karbon sebanyak 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23% dan
Nitrogen 16%. Yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein
mengandung pula fosfor sebanyak 0-3%, belerang 0-3%, dan ada jenis protein yang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 2004).
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot
molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Protein ini bervariasi sesuai
strukturnya. Struktur itu ditentukan oleh jenis, jumlah, dan urutan asam
aminonya. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau enzim,protein akan menghasilkan asam-asam amino. Protein
mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi,pH, dan pelarut organik (Syukri S, 1999).
Molekul protein berukuran lebih besar
dibanding karbohidrat dan kipida. Molekul protein terdiri dari ribuan atom.
Satuan dasar penyusun protein adal asam amino (Benyamin Lakitan 1993).
Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H,
O, dan unsur khusus yang terdapat di dalam protein dan tidak terdapat di dalam
molekul karbohidrat dan lemak ialah nitrogen (N). Bahkan dalam analisa bahan
makanan dianggap bahwa semua N berasal dari protein, suatu hal yang tidak
benar. Unsur nitrogen ini di dalam makanan mungkin berasal pula dari ikatan
organik lain yang bukan jenis protein, misalnya urea dan berbagai ikatan amino, yang terdapat dalam
jarinan tumbuhan. Nitrogen yang berasal dari ikatan yang bukan protein, disebut
non protein nitrogen (NPN), sebagai lawan dari protein nitrogen (PN), yang
total yaitu semua nitrogen yang terdapat di dalam contoh bahan makanan yang
diperiksa (Achmad, 1987).
Asam amino yang merupakan monomer protein
amino adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu amina dan
hidroksil. Pada gugus amina terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan
gugus karboksil dalam asam amina terdapat dalam atom karbon yang sama (Wirahadi, 1989).
Asam amino yang meupakan monomer (satuan
pembentuk) proten amino adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi
yaitu gugus amino dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus aino terikat atom
karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil (C – α) atau dapat dikatakan juga
bahwa gugus amina dan gugus karboksil dalam asam amino terikat pada atom karbon
yang sama (Tim dosen kimia, 2003).
Suatu asam amino dapat diikat sebagai bagian
struktur protein dan membetuk banyak sifat fisisnya. Asam amino sering
dikatakan suatu senyawa sederhana yang mengandung gugus karboksil dan gugus
asam amina, dimana suatu asam alfa amino dan terikat pada gugus asam amino dan
terikat pada atom karbon (Sudarmadji, 2004).
Pada umumnya asam amino di isolasi dari
protein hidroksilat merupakan asam alfa amino yaitu gugus karboksil dan amino
terikat pada atom karbon yang sama. Yang membedakan satu asam amino dengan yang
lain adalah rantai cabang atau gugus R-nya. R-berkisar dari satu atom hydrogen
(H) sebagaimana terdapat pada asam amino sedrhana glisin ke ranati karbon yang
lebih panjang, yaitu hingga tujuh atom karbon (Almatsier, 2001).
Asam amino terdiri atas atom karbon yang
terikat pada satu gugus hidroksil (-COOH), satu gugus amino (-NH2),
satu atom hydrogen (-H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai cabang. Pada
umumnya asam amino yang di isolasi dari protein hidroksilat merupakan alfa-asam
amino, yaitu gugus hidroksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama.
Tumbuh-tumbuhan dan hewan dapat
mensintesis protein yaitu tumbuh-tumbuhan dari nitrogen yang tersedia di tanah,
sedangkan hewan bersal dari asam amino satu sama lain di namakn ikatan peptide
(Poedjiadi,
1994).
Hampir semua asam amino mempunyai fungsi
khusus. Triptofan adalah precursor vitamin niasin dan pangantar sraf serotonin.
Metionin memberikan gugus metal guna sintesis kolin dan kreatinin. Disamping
itu metionin merupakan prekusor sistein dan ikatan mengandung sulfur lain.
Fenilalanin adalah prekusor tirosin dan bersama membnetuk tiroksin dan
epinerfin (Almatsier, 2001).
B. Uraian
Bahan
1. Air suling ( Dirjen POM,1979 )
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan putih tidak berwarna dan tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Asam Nitrat ( Dirjen POM,1979 )
Nama resmi : Acidum Nitricum
Nama lain : Asam nitrat
Rumus molekul : HNO3
Berat molekul : 63,01
Pemerian : Cairan, jernih, tidak berwarna, bau khas,
menusuk, rasa asam yang tajam.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
dan gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. HCl (
Dirjen POM,1979 )
Nama resmi : Acidum hidrochloridum
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46
Pemerian : Larutan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang.
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. NaOH ( Dirjen POM,1979 )
Nama resmi : Natrii hydroxydum
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keping keras dan rapuh, menunjukkan susunan hablur, mudah meleleh, basah,sangat
alkalis, korosif, segera menguap bersama karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam
etanol ( 95 % ) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Tembaga (II) sulfat ( Dirjen POM,1979 )
Nama resmi : Cupri sulfas
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
Berat molekul : 159,6
Rumus molekul : CuSO4
Pemerian : Prisma trisiklik atau serbuk hablur biru
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliseral, sangat sukar larut dalam air, setara 95 % P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
C. Prosedur Kerja (Tim Penyusun Penuntun
kimia organik,
2011)
1. Kelarutan Protein
Isi 4 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan putih telur.
Kedalam tabung reaksi yang pertama tambahkan 3 ml air. Kedalam tabung reaksi
kedua tambahkan 3 ml larutan NaOH 2 M. Kedalam tabung reaksi ketiga tambahkan 3
ml larutan Na2CO3 0,1 M. Kedalam tabung reaksi keempat
tambahkan 3 ml HCl 0,1 M. Amati perubahan-perubahan yang terjadi.
2. Koagulasi Protein
Isi tabung reaksi dengan 3
ml larutan putih telur. Tambahkan 2 ml larutan (HNO3) 2 M. Amati
perubahan yang terjadi. Panaskan tabung reaksi perlahan-perlahan. Dinginkan dan
tambahkan 5 ml larutan NaOH 2 M. Amati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi dengan ion-ion logam
Isi tabung reaksi masing-masing 3 ml larutan putih telur. Tambahkan 2 ml
larutan HNO3 2M. Amati perubahan yang terjadi. Panaskan tabung
reaksi perlahan-lahan. Dinginkan dan tambahkan 5 ml larutan NaOH 2 M. Amati
perubahan yang terjadi.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat Yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan adalah cawan porselen, gegep
kayu, gelas ukur, lampu
spiritus, pipet tetes, pipet skala,
rak tabung dan tabung reaksi.
B. Bahan Yang Digunakan
Adapun bahan yang
digunakan adalah AgNO3, Aquadest, CuSO4,
etiket, FeCl3,
HCl, HNO3, larutan putih telur
(ayam ras), NaOH, Na2CO3, NaCl, Pb(NO3)2
dan tissue.
C. Cara Kerja
· KELARUTAN PROTEIN
1. Diisi 4 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan putih telur
2. Ditabung reaksi pertama tambahkan 3 ml air
3. Ditabung reaksi kedua tambahkan 3 ml larutan NaOH 2M
4. Ditabung reaksi ketiga tamakan 3 ml larutan Na2CO3
0,1 M
6. Diamati perubahan yang terjadi.
·
KOAGULASI PROTEIN
1. Diisi tabung reaksi 3
ml larutan putih telur
2. Ditambahkan 2 ml
larutan (HNO3) 2 M
3. Diamati perubahan yang
terjadi
4. Dipanaskan tabung
reaksi perlahan-lahan
5. Dinginkan dan
tambahkan 5 ml larutan NaOH 2 M
6. Diamati perubahan yang
terjadi.
·
REAKSI DENGAN ION-ION LOGAM
1. Diisi tabung reaksi
masing-masing 3 ml larutan putih telur (1:1)
2. Ditabung pertama tambahkan beberapa tetes larutan AgNO3 0,1 M
dan amati perubahan yang terjadi
3. Ditabung reaksi kedua tambahkan beberapa tetes larutan CuSO4
0,1, amati perubahan yang terjadi
4. Ditabung reaksi ketiga tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,1 M
5. Ditabung reaksi keempat tambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 0,1
M, amati perubahan yang terjadi
6. Ditabung reaksi kelima tambahkan beberapa tetes larutan (Pb(NO3)2)
0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Hasil Reaksi
a. Kelarutan protein
Putih telur dengan
pelarut
|
Pengamatan
|
1. Air
|
Larut
|
2. Larutan NaOH
|
Tidak larut dan membentuk dua fase
|
3. Larutan Na2CO3
|
Larut
|
4. Larutan HCl
|
Tidak
larut dan membentuk 2 fase
|
b. Koagulasi protein
Putih telur dengan
pelarut
|
Pengamatan
|
1. Sebelum dipanaskan HNO3
|
Terjadi penggumpalan
|
2. Setelah dipanaskan
|
Terjadi penggumpalan dan membentuk dua fase
|
3. Pada bagian bawah tabung reaksi
|
Membentuk cairan berwarna kuning
|
4. Pada bagian atas tabun reaksi
Dinginkan + NaOH
|
Membentuk gmpalan warna putih
Berubah menjadi warna orange bagian atas dan
bawah menggumpal
|
3. Reaksi dengan ion-ion
logam
Putih telur dengan
pelarut
|
Pengamatan
|
AgNO3
|
Terbentuk gumpalan putih
|
CuSO4
|
Terjadi gumpalan warna hijau
|
NaCl
|
Larut dan tidak terjadi denatuasi
|
FeCl3
|
Terjadi gumpalan warna orange
|
Pb(NO3)2
|
Terjadi gumpalan warna putih
|
2. Reaksi
- Kelarutan
Protein
a.
Larutan
putih telur dan air
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + H2O →
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C - O-
+ H3O+
│ │ │
R R R
N
b.
Larutan putih telur dan NaOH
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + NaOH →
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C - ONa + H2O
│ │ │
R R R
N
c.
Larutan
putih telur dan Na2CO3
O O O
║ ║ ║
2H2N – CH –
C - NH – CH – C - NH – CH – C – OH + Na2CO3
→
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
2H3N+–
CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C - ONa + H2CO3
│ │ │
R R R
N
d.
Larutan putih
telur dan HCl
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + HCl →
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C – OH + Cl-
+ H2O
│ │ │
R R R
N
- Koagulasi
Protein
Larutan putih telur
dan HNO3
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + HNO3 →
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C - OH + NO3-
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + NO3- →
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C – O-
+ NaNO3 + NO3-
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
2H2N – CH –
C - NH – CH – C - NH – CH – C – ONa +
CuSO4 →
│ │ │
R R R
N
R – CH
-------------------------------- C – OH
│ ║
NH2 O
Cu + Na2SO4 + H2
O NH2
║ │
HO-C ----------------------------- CH-R
- Reaksi
dengan Ion-Ion Logam
a.
Larutan
putih telur dan AgNO3
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + AgNO3 →
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C - OAg + H2O
│ │ │
R R R
b.
Larutan
putih telur dan CuSO4
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + CuSO4→
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C
│ │ │ O
R R R
N Cu + 2H2SO4
O O O
║ ║ ║ O
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C
│ │ │
R R R
N
c.
Larutan putih
telur dan NaCl
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + NaCl →
│
│ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C – ONa +
HCl
│
│ │
R R R
N
d.
Larutan putih
telur dan FeCl3
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + FeCl3 →
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C
│ │ │
R R R O
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C
O Fe + 3HCl
│ │ │
R R R
N
O O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C
│ │ │
R R R
N
e.
Larutan
putih telur dan Pb(NO3)2
O O O
║ ║ ║
H2N – CH – C
- NH – CH – C - NH – CH – C – OH + Pb(NO3)2→
│ │ │
R R R
N
O O O
║ ║ ║
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C
│ │ │ O
R R R
N Pb
+ 2HNO3
O O O
║ ║ ║ O
H3N+ – CH – C – NH – CH –C – NH- CH – C
│ │ │
R R R
PEMBAHASAN
Protein adalah molekul
organic yang terbanyak didalam sel. Lebih dari 50% berat kering sel terdiri
atas protein. Selain itu, protein adalah biomomekul yang sesungguhnya, karena
senyawa ini menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan.
Beberapa protein
merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein
lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup.
Masih ada lagi yang bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada protein mudah larut dalam air,
tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Pada percobaan kali ini akan
dibuktikan apakah suhu, keasaman/pH dan garam-garam organic atau anorganik
dapat memengaruhi sifat-sifat protein, misalnya struktur dan kelarutannya.
Pada percoban reaksi uji protein dilakukan
dengan cara tes biuret karena tes ini merupakan salah satu cara untuk
mengidentifikasi protein. Dalam larutan basa Biuret memberikan warna hijau
dengan
CuSO4, karena terbentuk kompleks Cu++ dengan gugus CO dan
gugus NH dari rantai peptide dalam suasana basa, jika larutan berada dalam
suasana basa kuat ditambahkan larutan CuSO4 akan menjadi warna merah
ungu.
Pada percobaan pengendapan dengan logam,
digunakan putih telur, dimana putih telur digunakan sebagai antidotum atau anti
racun, dimana logam-logam berat yang beracundapat mengendap bersama protein,
sedangkan pH telur mengandung protein sehingga digunakan sebagai antidotum atau
anti racun.
Pada percobaan pengendapan dengan alkohol membuktikan bahwa dengan penambahan
pelarut organik seperti aseton atau alkohol dalam protein dapat menurunkan kelarutan protein. Hal ini
disebabkan karena kelarutan protein tergantung pada kedudukan dan distribusi
dari gugus hidrofil polar dan hidropob polar didalam molekul, sehingga
menghasilkan protein yang dipole.
Pada percobaan dengan reaksi-reaksi
pengendapan dilakukan dua metode yaitu termokoagulasi yang dilakukan dengan
cara memanaskan larutan protein yang sudah ditetesi NaOH. Pada percoban ini
didapat bahwa pada pemanasan pada suhu tinggi dapat menyebabkan protein
akan terdenaturasi dan ditambahkan NaOH pada percobaan ini untuk menetralkan pH
dari telur yang dipakai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Pada
reaksi kelarutan protein, larutan putih telur mudah larut dalam air dan Na2CO3
dan sukar larut dalam NaOH dan HCl
2.
Pada
koagulasi protein pada bagian bawah tabung reaksi membentuk cairan berwarna
jingga, ditengah tabung reaksi membentuk gumpalan putih yang menandakan adanya
protein dan pada bagian atas tabung reaksi ada NaOH.
3.
Pada
reaksi dengan ion-ion logam, larutan putih telur bereaksi positif membentuk
kompleks dengan logam berat yaitu Pb(NO3)2, AgNO3,
FeCl3, NaCl, dan CuSO4.
B. Saran
Sebaiknya bahan-bahan praktikum
disediakan oleh laboratoriujm serta pada saat praktikum berlangsung asisten
pembimbing senantiasa mendampingi praktikannya sehingga hasil dari praktikum
sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2011. “Penuntun
Praktikum Kimia Organik”, Universitas Muslim Indonesia Makassar. Hal 26-27
Ditjen POM, (1979),” Farmakope Indonesia “, Edisi III,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Sudarmadji.,2004.,”
Analisa Bahan Makanan dan Pertanian”., UGM Press., Jogjakarta. Hal 163-165
Winarno. F.G, (2004), “ Kimia Pangan dan Gizi “, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal 231-233
Wirahadikusumah.,1989.,”
Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat”., ITB.,Bandung. Hal 178-180
0 komentar:
Posting Komentar