RSS

PEMBUATAN MEDIUM


                                                             BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa  ini, mikrobiologi sangat berkembang luas hingga memasuki bidang-bidang pengetahuan lain, misalnya: pertanian, kesehatan, industri, lingungan hidup sampai bidang antariksa. Dalam ilmu kesehatan, mikrobiologi utamanya menitikberatkan pada pengenalan mikroorganisme, peranannya dalam kehidupan hingga perkembang biakannya. Mikroorganisme merupakan organisme yang hidup, yang berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana. Namun, kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung  pada nutrisi tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. 
Bahan-bahan yang terdiri dari berbagi  nutrisi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba disebut medium. Jenis medium sangat bervariasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar penamaan. Dalam pertumbuhannya, mikroorganisme memiliki karakteristik serta ciri serta cirri tertentu. Ada jenis mikroorganisme yang hanya bisa hidup pada media yang mengandung sulfur dan ada juga yang tidak. Karena itulah terdapat bermacam-macam media penunjang pertumbuhan mikroorganisme. Manfaat lain dari medium adalah dapat digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan mikroba. 
Dengan dilatar belakangi hal tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini guna mengetahui jenis medium pembiakan yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme tertentu serta mengetahui secara langsung proses pembuatan dari medium tersebut serta berbagai komposisi yang terkandung di dalamnya.

B.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1.    Bagaimana cara pembuatan medium Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrosa Agar (PDA), Potato Dextrosa Broth (PDB), dan Tauge Esktrak Agar (TEA) ?
2.    Apa komposisi dari medium Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrosa Agar (PDA), Potato Dextrosa Broth (PDB), dan Tauge Esktrak Agar (TEA) ?
3.    Apa kegunaan dari medium Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrosa Agar (PDA), Potato Dextrosa Broth (PDB), dan Tauge Esktrak Agar (TEA) ? 
C.   Maksud Percobaan
Adapun maksud pada percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan medium Nutrien Agar (NA), Nutrien Broth (NB), Potato Desktrosa Agar (PDA), Potato Dekstrosa Broth (PDB), dan Touge Ekstrak Agar (TEA).
D.   Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah untuk membuat, menentukan komposisi, susunan kimia, asal dan konsistensi medium Nutrien Agar (NA), Nutrien Broth (NB), Potato Desktrosa Agar (PDA), Potato Dekstrosa Broth (PDB), dan Touge Ekstrak Agar (TEA).
E.   Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini adalah agar kita dapat mengetahui komposisi, cara pembuatan serta fungsi dari medium yang akan digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme.
F.    Kerangka Pikir
lingkungan
medium
(media pertumbuhan)
fungsi
susunan kimia
konsistensi
pertumbuhan
mikroorganisme
mikroorganisme
 










BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Teori Umum
Pertumbuhan adalah pertambahan teratur semua komponen suatu organisme. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid bukan merupakan pertumbuhan sejati. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi faktor fisik dan factor kimia termasuk nutrisi dalam media kultur. Faktor fisik meliputi temperatur, pH, tekanan osmotik dan cahaya. Faktor kimia meliputi karbon, oksigen, mikroelemen atau unsure kelumit (trace element), dan faktor-faktor pertumbuhan organik. Bahan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme di laboraturium disebut media kultur (Sylvia, 2008).
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme tergantung
pada nutrisi yang tersedia dan lingkungan pertumbuhan yang menguntungkan. Di dalam laboratorium, persiapan gizi yang  digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut  media (tunggal, sedang). Tiga bentuk fisik yang  digunakan: cair, atau kaldu, media; media setengah padat; dan  media padat. Perbedaan utama antara media-media ini  adalah media padat dan setengah padat berisi bahan pemadat (biasanya agar-agar), sedangkan media cair tidak (Prescott, 2002).
Media untuk budidaya mikroorganisme mengandung zat-zat yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan  dari mikroorganisme. Karena keragaman mikroorganisme  dan jalur metabolik mereka yang beragam, ada  berbagai media. Bahkan sedikit perbedaan komposisi medium bisa menghasilkan perbedaan secara dramatis pertumbuhan karakteristik mikroorganisme. Ketika metode untuk kultur mikroorganisme  pertama kali dikembangkan pada abad ke-19, sebagian besar oleh Robert Koch dan rekannya, jaringan hewan dan tumbuhan yang terutama digunakan sebagai sumber nutrisi yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan mikroba. Salah satu penemuan utama Fanny Hesse di laboratorium Koch adalah bahwa agar-agar dapat digunakan untuk membentuk kultur media dimana mikroorganisme dapat tumbuh. Ekstrak  tumbuhan dan jaringan hewan disusun sebagai kaldu atau dicampur dengan agar-agar untuk membentuk berbagai kultur media. Hampir semua tanaman, hewan, atau organ hewani dipertimbangkan untuk digunakan dalam mempersiapkan media (Ronald, 2005).
Berdasarkan konsistensinya, media dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu media cair (liquid media) dan media padat (solid media). Apabila media cair merupakan ekstrak kompleks maerial biologis, maka media tersebud dinamakan rich medaia  atau broth. Media padat menggunakan bahan pembeku (solidifying agent), misalnya agar, suatu kompleks polisakarida yang diperoleh dari alga merah (red algae). Agar memiliki komposisi kimia berupa D-galaktosa, 3,6-anhidro-L-galaktosa, D-glucuronic acid. Agar sebagai bahan pembeku akan mencair saat didihkan, kemudian didnginkan pada suhu 40-42o C sebelum dibekukan. Medai agar ini tidak akan mencair lagi kecuali pada suhu 80-90o C. Agar merupakan agen pengeras yang bagus sekali karena tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme (Sylvia, 2008).
Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon untuk dimasukkan ke dalam biomassa. Untuk autotroph, sumber karbon yang paling sering adalah karbon dioksida, yang disediakan sebagai bikarbonat dalam medium. Karbohidrat, seperti glukosa, atau senyawa organik lainnya, seperti asetat, berbagai lipid, protein, hidrokarbon, dan senyawa organik lainnya, termasuk dalam media sebagai sumber karbon untuk heterotrof. Sumber-sumber karbon mungkin juga berfungsi sebagai pasokan energi. Senyawa lainnya, seperti ion ammonium , ion nitrit, sulfur elemental, dan besi, dapat digunakan sebagai sumber energi untuk budidaya autotroph. Nitrogen juga diperlukan untuk pertumbuhan mikroba. Ekstrak  tumbuhan dan jaringan hewan disusun sebagai kaldu atau dicampur dengan agar-agar untuk membentuk berbagai kultur media. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ini mungkin diberikan sebagai senyawa nitrogen anorganik untuk budidaya beberapa mikroorganisme tetapi lebih umum diberikan sebagai protein, pepton, atau asam amino. Fosfat dan logam, seperti magnesium dan besi, juga merupakan komponen yang diperlukan dari media mikrobiologi. Fosfat juga dapat berfungsi sebagai buffer untuk mempertahankan pH dari medium dalam batas pertumbuhan toleransi mikroorganisme yang sedang dibudidayakan. Berbagai faktor pertumbuhan tambahan juga mungkin termasuk di media (Ronald, 2005).
Bentuk, susunan dan sifat media ditentukan oleh senyawa penyusun media, presentase campuran dan tujuan penggunaan (Anonim, 2012) ;
1. Bentuk
Ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar-agar, gelatin dan sebagainya, dikenal tiga bentuk media:
a. Media padat
Kalau ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar per 1000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang dipelihara. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. Tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-kadang juga mikroalge.


b. Media cair
Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.
c. Media semi padat atau semi cair
Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif.
2. Susunan
Sesuai dengan fungsi fisiologis dan masing-masing komponen yang terdapat dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu:
- Kandungan air
- Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang mengandung nitrogen.
- Kandungan sumber energi/unsur C, baik yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein senyawa-senyawa yang lain.
- Ion-ion, baik sebagai unsur makro maupun unsur mikro
- Batas pertumbuhan toleransi mikroorganisme yang sedang dibudidayakan.
- Faktor perumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.

                   
Berdasarkan kepada persyaratan tersebut, media dapat berbentuk (Anonim, 2012) ;
a.    Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebgainya. Pada saat sekarang
media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur jaringan tanaman maupunm hewan. Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon untuk dimasukkan ke dalam biomassa.  Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Contoh media alami yang paling banyak dipergunakan adalah telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus.
b.    Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri clostridium tersusun oleh:
K2HPO4                : 0,5 g
KH2PO4                : 0,5 g
MgSO4, 7H2O      : 0,1 g
NaCl                     : 0,1 g
FeSO4, 7H2O      : 0,01 g
MnSO4, 7H2O     : 0,01 g
CaCO3                 seangin
c.    Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetis.
Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi (Anonim,2012) ;
a.    Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.
b.    EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
c.    Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
d.    Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar.
e.    MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.
f.     Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.  
g.    Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
h.    APDA
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat.
i.      Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

B.   Uraian Bahan

1.     Agar (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi       :    AGAR
Nama lain          :    Agar-agar
Pemerian           :    Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah.
Kelarutan           :    Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidih.
Kegunaan         :    Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan   :    Dalam wadah tertutup baik.
Produksi             :    Difco TM
                                 Bocton, Dickinson and company
                                 Sparks, MD 21152 USA
2.    Aquadest (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi         :  AQUA DESTILLATA
Nama lain            : Air suling
RM / BM               : H2O / 18,02
Rumus struktur  : H – O - H
Pemerian            : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Kegunaan           : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut medium.
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup baik.
3.    Dekstrosa (Dirjen POM Edisi IV, 1979)
Nama resmi        :    DEXTROSUM
Sinonim              :    Glukosa, Dekstrosa
RM / BM              :    C6H12O6 / 180,16
CH2OH
O
OH
OH
Rusum struktur  :         
OH
OH
                                                                           

Pemerian            :    Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan            :  Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih,  agak sukar larut dalam etanol (95%).
Kegunaan           :   Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk   mikroba jamur.
Penyimpanan    :    Dalam wadah tertutup baik.
Produksi             :    Difco TM
                                 Bocton, Dickinson and company
                                  Sparks, MD 21152 USA
4.    Ekstrak Beef (Dirjen POM Edisi IV, 1979)
Nama resmi         :  BEEF EXTRACT
Nama lain            :  Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef
Pemerian             : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengn cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, baud an rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan                        :  Larut dalam air dingin.
Kegunaan           : Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme
 Penyimpanan    : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
Produksi             :    Difco TM
                                 Bocton, Dickinson and company
                                 Sparks, MD 21152 USA
5.    Pepton (Dirjen POM Edisi IV, 1979)
Nama resmi         : PEPTON
Nama lain            : Pepton daging
Pemerian             : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas, tidak busuk.
Kelarutan            : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam Eter P.
Kegunaan           : Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk    mikroba bakteri.
Penyimpanan     :  Dalam wadah tertutup baik.
Produksi              :    Difco TM
                                  Bocton, Dickinson and company
                                  Sparks, MD 21152 USA
6.     Sukrosa (Dirjen POM Edisi IV, 1979)
Nama resmi         :   SUCROSUM
Nama lain            :   Sakarosa
RM/BM                 :   C12H22O11/ 342,30
O
O
CH2OH
HOCH2
RB                                    :                      
OH
HO
CH2OH
 

OH
                                                                             HO                O                                                                                                                 OH
Pemerian             :  Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan            : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan     :  Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan          : Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba jamur.

C. Uraian Tanaman
1. Kentang (Solanum tuberosum)
a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007)
Regum             : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Sub Divisio      : Angiospermae
Class                : Dicotyledoneae
Sub Class         : Sympetalae
Ordo                   : Solanales
Familia              : Solanaceae
Genus               : Solanum
Species             : Solanum tuberosum
Kegunaan         :Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient mikroba.
b. Morfologi (Tjitrosoepomo, 2007)
Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi. Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.
2. Tauge (Arachis sp)
a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007)
Regnum           : Plantae
Divisio              : Spermatophyta
Sub Divisio                  : Angiospermae
Class                 : Dicotyledoneae
Sub Class        : Sympetalae
Ordo                  : Leguminales
Familia             : Leguminaceae
Genus              : Arachis
Species            : Arachis sp
Kegunaan       : Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient mikroba.
b. Morfologi (Tjitrosoepomo, 2007)
Tauge merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang hijau, yang memiliki bagian putih dengan panjang hingga tiga sentimeter. Bentuk kecambah diperolah setelah biji diproses selama beberapa hari. Bentuk tauge memang tergolong kecil dibandingkan dengan jenis sayuran lain, meskipun begitu, tumbuhan ini memiliki kandungan manfaat yang tidak kecil. Sayuran tauge jenis apapun, baik tauge kacang hijau, tauge kedelai, tauge alfafa, maupun jenis tauge lainnya mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi yang sangat berkhasiat. Salah satunya adalah kanavanin (canavanine), jenis asam amino bahan penyusun arginin yang paling banyak tersimpan dalam tauge alfafa.





















BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.   Alat yang Dipakai
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah autoklaf, baskom, batang pengaduk, corong, erlenmeyer 50 ml, gelas kimia 200 ml, gelas ukur 25 ml,  kompor listrik, lemari es, pisau, sendok tanduk, timbangan analitik, timbangan o’hauss, wadah.
B. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest, agar, aluminum foil, bunsen, dekstrosa, ekstrak beef, kain saring, kapas, karet gelang, kentang, kertas saring, kertas timbang, label, pepton, sukrosa, tauge, tissue.
C. Cara Kerja
A. Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA)
1.  Disiapkan semua alat dan bahan.
2.  Ditimbang Ekstrak beef, Pepton dan Agar
3.  Ekstrak beef, Pepton, dan Agar dilarutkan dalam 250 ml air, kemudian dipanaskan hingga semua zat tersebut larut sempurna..
4.  Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquades sampai 250 ml kemudian erlenmeyer ditutup dengan kapas.
5.  Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 100o C selama 15 menit.
6.  Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas.
7.  Diamati dan dicatat warna dan bentuk medium sehari setelah penyimpanan.       
B.   Pembuatan Medium Nutrien Broth (NB)
1.      Disiapkan semua alat dan bahan.
2.    Ditimbang Ekstrak beef dan Pepton
3.    Ekstrak beef dan Pepton dilarutkan dengan sedikit air.
4.    Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquades sampai 250 ml kemudian erlenmeyer ditutup dengan kapas.
5.    Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit.
6.    Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas.
7.    Diamati dan dicatat warna dan bentuk sehari setelah  penyimpanan.
      C.  Pembuatan Medium Potato Dextrosa Agar (PDA)
1.    Disiapkan semua alat dan bahan.
2.  Kentang dikupas dan dipotong kecil-kecil, dicuci sampai bersih.
3.  Ditimbang kentang, Dextrosa, dan Agar
4.  Kentang dimasak sampai mendidih, selama 15 menit.
5.  Kemudian disaring, dan ekstraknya dicampur dengan Dextrosa dan Agar, lalu dipanaskan kembali sampai zat tersebut larut sempurna.
6.    Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquades sampai 250 ml kemudian erlenmeyer disumbat dengan kapas.
7.  Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit.
8.  Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas.
9.  Diamati dan dicatat warna dan bentuk sehari setelah  penyimpanan.
D.  Pembuatan Medium Potato Dextrosa Broth (PDB)
1.    Disiapkan semua alat dan bahan.
2.    Kentang dikupas dan dipotong kecil-kecil, dicuci sampai bersih.
3.    Ditimbang kentang dan Dekstrosa
4.    Kentang dimasak sampai mendidih, selama 15 menit.
5.    Kemudian disaring, dan ekstraknya dicampur dengan Dextrosa, lalu dipanaskan kembali sampai zat tersebut larut sempurna.
6.    Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquades sampai 250 ml kemudian erlenmeyer disumbat dengan kapas.
7.    Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit.
    8.   Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas.
    9. Diamati dan dicatat warna dan bentuk sehari setelah  penyimpanan.
E.  Pembuatan Medium Touge Ekstrak Agar (TEA)
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2.  Touge dicuci sampai bersih dan ujungnya dibuang.
3.  Ditimbang touge , Sukrosa dan Agar
4.  Touge dimasukkan  ke dalam erlenmeyer lalu ditambah aquadest dan direbus hingga mendidih  selama 15 menit.
5.  Kemudian disaring, dan ekstraknya dicampur dengan Sukrosa dan Agar, lalu diaduk hingga homogen.
6.  Dimasukkan dalam erlenmeyer dan dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai 250 ml kemudian erlenmeyer disumbat dengan kapas.
7.  Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit.
8.  Medium didinginkan dan disimpan dalam kulkas.
9.  Diamati dan dicatat warna dan bentuk sehari setelah  penyimpanan.













BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1.  Gambar Pengamatan
a. Sebelum disterilisasi

LABORATORIUM  MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


           
                                                              

Medium : Nutrient Agar (NA) 250 ml


 Keterangan :

1.  Kapas
2.  Medium NA warna coklat, konsistensi padat pada suhu 45o C
3.  Erlenmeyer


LABORATORIUM  MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

               


Medium : Nutrient Broth (NB) 250 ml

 

      Keterangan :

1.    Kapas Penutup
2.    Medium NB warna kuning
bening
3.    Erlenmeyer


                                                                              

LABORATORIUM  MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


       
                                                              


Medium : Potato Dextrosa Agar (PDA) 250 ml

 Keterangan :

                                                                         1.    Kapas penutup
2.    Medium PDA warna kuning, konsistensi padat
3.    Erlenmeyer


 




LABORATORIUM  MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


                   
                                                              
                    

Medium : Potato Dextrosa Broth (PDB) 250 ml




      Keterangan :

1.    Kapas penutup
2.    Medium PDB warna
putih telur
3.    Erlenmeyer






LABORATORIUM  MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

             

                                                              
Medium : Touge Ekstrak Agar (TEA) 250 ml

     Keterangan :

1.   Kapas
2.  Medium TEA warna coklat keruh
3.   Erlenmeyer


 


2.  Tabel Hasil Pengamatan
NO
Medium
Warna medium
Fungsi
Berdasarkan susunan kimia
Konsisten

Sebelm disterilkan
Setelah disterilkan



1
PDA
Kuning
Coklat kekuninan keruh
Pertumbuhan jamur
Non sintetik
Padat
2
PDB
Putih keruh
Putih telur
Pertumbuhan jamur
Non sintetik
Cair
3
TEA
Kuning
Coklat keruh
Pertumbuhan jamur
semisintetik
Padat
4
NA
Kuning
Coklat bening
Pertumbuhan bakteri
semisintetik
Padat
5
NB
kuning
Kuning bening
Pertumbuhan bakteri
semisintetik
Cair
3.    Perhitungan Bahan
a.    PDA (Potato Dekstrosa Agar)
Komposisi untuk pembuatan sebanyak 1000 ml
@ Kentang                       200 gram
@ Dekstrosa                    10 gram
@ Agar                              20 gram
@ Aquadest                     add 250 ml
            Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
@ Kentang                       =   250 / 1000 x 200 gram
                                           =   50 gram
@ Dekstrosa                    =   250 / 1000 x 10 gram
                                           =   2,5 gram
@ Agar                              =   250 / 1000 x 20 gram
                                           =   5 gram
@ Aquadest                     add  250 ml
2.    PDB (Potato Ekstrak Broth)
Komposisi untuk pembuatan sebanyak 1000 ml
@ Kentang                       200 gram
@ Dekstrosa                    10 gram
@ Aquadest                     ad 1000 ml
            Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
@ Kentang                       =   250 / 1000 x 20 gram
                                           =   50 gram
@ Dekstrosa                    =   250 / 1000 x 10 gram
                                           =   2,5 gram
@ Aquadest                     add 250 ml

3.    TEA (Tauge Ekstrak Agar)
Komposisi untuk pembuatan sebanyak 1000 ml
@ Tauge                           200 gram
@ Sukrosa                       10 gram
@ Agar                              20 gram
@ Aquadest                     ad 1000 ml
            Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
@ Tauge                           =   250 / 1000 x 200 gram
                                           =   50 gram
@ Dextrrosa                     =   250 / 1000 x 10 gram
                                           =   2,5 gram
@ Agar                              =   250 / 1000 x 20 gram
                                           =   5 gram
@ Aquadest                     add 250 ml
4.    Nutrient Agar
Komposisi untuk pembuatan sebanyak 1000 ml
@ Ekstrak Beef               3 gram
@ Pepton                         5 gram
@ Agar                              15 gram
@ Aquadest                     add 250 ml
            Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
@ Ekstrak Beef               =   250 / 1000 x 3 gram
                                           =   0,75 gram
@ Pepton                         =   250 / 1000 x 5 gram
                                           =   1,25 gram
@ Agar                              =   250 / 1000 x 15 gram
                                           =   3,75 gram
Aquadest                         add 250 ml
5.      Nutrient Broth
Komposisi untuk pembuatan sebanyak 1000 ml
@ Ekstrak Beef               3 gram
@ Pepton                         5 gram
@ Aquadest                     ad 1000 ml
            Komposisi untuk pembuatan sebanyak 250 ml
@ Ekstrak Beef               =   250 / 1000 x 3 gram
                                           =   0,75 gram
@ Pepton                         =   250 / 1000 x 5 gram
                                           =   1,25 gram
 Aquadest                        add 250 ml














B.   Pembahasan
Medium merupakan suatu bahan yang mengandung nutrisi yang digunakan untuk menumbuhan mikroorganisme. Jenis medium sangat bervariasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar penamaan. Media selain berfungsi sebagai tempat pembiakan mikroba, juga berfungsi untuk isolasi mikroba, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba.
Media yang baik haruslah memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar mikroorganisme yang terdapat dalam medium tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Persyaratan yang dimaksud antara lain yaitu unsur-unsur hara yang diperlukan mikroorganisme haruslah terdapat dalam media tersebut untuk petumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba dan media haruslah dalam keadaan steril maksudnya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme jenis lain
Medium, berdasarkan bentuknya terbagi menjadi tiga macam yaitu medium cair, medium setengah padat dan medium padat. Perbedaan yang paling utama dari ketiga macam medium tersebut yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium setengah padat dan medium padat menggunakan bahan pemadat sedangkan medium cair tidak menggunakan bahan pemadat. Bahan pemadat yang digunakan dapat berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar. Dikatakan media setengah pada karena penambahan zat pemadatnya hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya.
Berdasarkan fungsinya medium terbagi menjadi empat yaitu medium umum, medium selektif, medium diperkaya dan medium differensial. Media umum berfungsi untuk menumbuhakan atau mengembangbiakkan satu atau lebih kelompok mikroba. Contoh dari medium umum yang digunakan dalam percobaan ini antara lain NA (Nutrien agar) yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri, serta PDA (Potato Dextrosa Agar) untuk pertumbuhan jamur. Medium selektif umumnya digunakan untuk menumbuhkan  satu atau lebih jenis mikroba terentu dengan menghambat atau mematikan jenis mikroorganisme lainnya. Medium diperkaya berfungsi untuk menumbuhkan atau mengembangbiakkan satu jenis/kelompok mikroba dengan cepat. Sedangkan pada medium diferensiasi berfungsi untuk membedakan kelompok mikroorganisme, biasa juga digunakan untuk identifikasi.
Dalam praktikum ini, dibuat beberapa medium, antara lain medium Potato Dextrosa Agar (PDA), Nutrient Agar (Na), Touge Ekstrak Agar (TEA), Nutrient Broth (NB), serta Potato Dextrosa Broth (PDB).Dalam percobaan digunakan  touge dan kentang, karena  dapat berfungsi sebagai sumber nutrient pada mikroba.
             Pada proses pembuatan PDA, pertama-tama alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan. Kentang  lalu dikupas, dipotong kecil-kecil dan dicuci hingga bersih. Ditimbang kentang tersebut seberat 50 gram, agar 5 gram  dan dextrosa 2,5 gram. Setelah ditimbang, kentang direbus hingga mendidih selama 15 menit. Kentang tersebut disaring lalu ekstraknya dicampur dengan dextrosa dan agar dan diaddkan hingga 100 ml dengan aquadest. Setelah itu, dipanaskan kembali sampai zat tersebut larut sempurna. Ditutup mulut erlenmeyer dengan kapas ditambah kertas dan diikat dengan karet gelang .Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C  selama 15 menit. Disimpan dalam kulkas (lemari pendingin). Diamati warna dan bentuk konsistensi dari tiap medium.
               Jamur dapat tumbuh pada medium PDA karena medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbohidrat dan vitamin dimana jamur sangat membutuhkannya sebagai tempat pertumbuhannya. Dekstrosa sebagai sumber karbon, dan pada PDA agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2.
            Adapun hasil yang didapatkan pada medium PDA sebelum dsterilkan berwarna kuning dan setelah dsterilkan medium berwarna kuning kekeruhan menandakan adanya pertumbuhan jamur. Pada medium PDB sebelum dsterilkan berwarna putih keruh dan setelah dsterilkan medium berwarna putih telur menandakan adanya pertumbuhan jamur begitupula pada medium  TEA sebelum dsterilkan berwarna kuning dan setelah dsterilkan medium cokla kekeruhan menandakan adanya pertumbuhan jamur.
            Berbeda dengan pertumbuhan bakteri pada medium NA sebelum dsterilkan berwarna kuning dan setelah dsterilkan medium berwarna coklat bening menandakan adanya pertumbuhan bakteri sedangkan pada medium NB sebelum dsterilkan berwarna kuning dan setelah dsterilkan medium berwarna kuning bening menandakan adanya pertumbuhan bakteri.

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Medium Potato Dextrosa Agar (PDA) :
Medium PDA  mengandung kentang, dextrosa, agar, dan aquadest. Berdasarkan bahan yang digunakan termasuk medium semi alamiah dan merupakan medium padat. PDA merupakan medium pertumbuhan jamur dan termasuk medium alami.
2.    Medium Nutrien Agar (NA) :
Medium NA mengandung ekstrak beef, pepton, agar, dan aquadest. Berdasarkan bahan yang digunakan termasuk medium sintesi. NA juga merupakan medium pertumbuhan bakteri dan termasuk medium padat.
3.    Medium Touge Ekstrak Agar (TEA)
Medium TEA mengandung tauge, sukrosa, agar, dan aquadest. Berdasarkan bahan yang digunakan termasuk medium semi alamiah. NA merupakan medium pertumbuhan jamur dan bakteri dan termasuk medium padat


4.    Medium Nutrien Broth (NB)
Medium NB mengandung ekstrak beef, pepton, dan aquadest. Berdasarkan bahan yang digunakan termasuk medium sintesis. NB merupakan medium pertumbuhan bakteri dan termasuk medium cair
5.     Medium Potato Dextrosa Broth (PDB)
Medium PDB mengandung kentang, dextrosa, dan aquadest. erdasarkan bahan yang digunakan termasuk medium semi alamiah. PDB merupakan medium pertumbuhan jamur dan  termasuk medium cair
B.   Saran
Sebaiknya pada saat praktikum asisten yang bersangkutan dapat memberikan arahan lebih cepat agar pada saat pelaksanaan praktikum khususnya dapat berlangsung cepat pula, dengan demikian akan lebih banyak waktu untuk diskusi setelah praktikum mengenai apa yang telah dipraktikumkan.









DAFTAR PUSTAKA
Atlas, Ronald. 2005. Handbook of Media for Environmental Microbiology Second Edition. Taylor & Francis Group : USA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI : Jakarta

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI : Jakarta

Presscott, Harley. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology Fifth Edition. The McGraw-Hill Companies

Rusli. 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar. Fakultas Farmasi. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.

Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit erlangga : Jakarta

Tjitrosoepomo.G.2007. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
www.dunia-mikro.com/article/macam-macam-medium-bakteri.html

www.script.com/doc/19368484/Media-Pembelajaran-Biologi











LAMPIRAN
PDA/TEA
 





 


                                                    



 









                            


















NA/NB



 








  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: