RSS

SINTESIS IODOFORM


BAB I
PENDAHULUAN

Iod merupakan senyawa halogen yang mempunyai rumus kimia I2. Iodium sangat diperlukan dalam dunia farmasi. Dalam tubuh, iod banyak dijumpai sebagai pembentukan hormon tiroksin. Umumnya iod banyak dijumpai pada tumbuh-tumbuhan sekitar pinggir laut dan pada garam dapur. Iod dikenal sebagai obat penyakit gondok, anti tumor dan anti tiroid
Dalam mensintesis Iodoform harus memerlukan suatu tingkat ketelitian yang tinggi sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan
Iod selain mempunyai efek positif juga memiliki efek negatif terutama dalam penggunaannya pada wanita hamil yang akan menyebabkan penyakit hipodesmi pada bayi. Juga bila dikonsumsi, iodium harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal inilah yang membuktikan bahwa iodium merupakan senyawa yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara-cara mensintesis iodoform
Sedangkan tujuan dari percobaan ini adalah untuk mensintesa iodoform dari reaksi iodium, NaOH dan aseton serta menghitung rendamennya
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah pensintesisan Iodoform dengan mereaksikan iodium dan aseton dengan penambahan NaOH sedikit demi sedikit hingga terbentuk kristal kuning



















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1 Kajian Teori
Dalam sintesis Iodoform, dipilih menggunakan labu alas datar agar bias berdiri sendiri yang dipegang karena akan dikerjakan seperti titrasi hanya lebih kasar. Pemakaian labu alas bulat disini tidak dibenarkan karena dalam prosedur tidak dilakukan pemanasan (Anonim, 2006; hal 6)
Adapun maksud dari penambahan segera dengan banyak air setelah terjadi kristal Iodoform adalah untuk mengencerkan NaOH yang mungkin berlebih. Filtrat yang terbentuk tidak boleh bersifat alkalis lagi sebab dengan adanya suasana alkalis maka pada rekristalisasi dengan alkohol maka Iodoform akan terurai dan kemungkinan akan dibebaskan Iodium yang terlihat dengan berwarna coklatnya larutan (Anonim, 2006; hal 6)
Dalam proses sintesis iodoform ini dilakukan penambahan air yang banyak setelah terjadi kristal Iodoform dengan maksud mengencerkan NaOH yang mungkin berlebihan. Jadi mengurangi kecepatan terhidrolisisnya Iodoform yang terjadi kecepatan terhidrolisirnya Iodoform yang terjadi dengan adanya NaOH (Reksohadiprodjo, Samhoedi, 1976; hal 56)
Reaksi yodimetri dan yodometri pada prinsipnya adalah reaksi reduksi-oksidasi. Reaksi kimia :  I2  +  2e                    2I
Adalah reaksi bolak-balik zat-zat atau larutan dengan potensial oksidasi lebih rendah daripada sistem Iodium-Iodida. Metde ini banyak sekali kegunaannya dalam analisa titrimetri, dapat dipakai untuk menentukan kadar berbagai zat (Tim Penyusun, 2005; hal 22)
















II.2 Kajian Sampel
      II.2.1 Air suling (FI III; hal 96 dan Merck Index: 1117)
         Nama Resmi                : Aqua destillata
         Nama Lain                   : Aquadest
         Rumus Molekul           : H2O
         Rumus struktur           : H – O – H
                  Bobot Molekul             : 18,02
         Pemerian                      :  Cairan jernih, tidak berwarna, tidak          berbau, tidak mempunyai rasa
         Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
         Kegunaan                    : Sebagai larutan pencuci
         Unsur penyusun        : H = 11,19%, O = 88,81%
         Bobot jenis                   : 1
         Titik lebur                      : 0oC
         Indeks bias                   : 1,333
      II.2.2    Alkohol (FI III; hal 63 dan Merck Index 29)
                  Nama resmi            : Aethanolum
                  Nama lain               : Alkohol
                  Rumus bangun     :      H    H
                                                            I     I
                                                   H -  C – C – OH
                                                            I     I
                                                          H     H
                  Pemerian                : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
                  Kelarutan               : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
                  Rumus kimia         : C2H5OH
                  Berat molekul        : 72,0526
% Unsur penyusun : C 52,14%; H 13,13%; O 34,74%
BM / BJ                   :  46,07 / 0,798
Indeks Bias            :  1,361
                  Kegunaan umum : Zat tambahan
                  Dalam praktikum   : Sebagai titran
      II.2.3    Aseton (FI III; hal 655 dan Merck Index : 7)
         Nama IUPAC      : 2-Propanon; Dimethyl Ketone
         Rumus kimia      : (CH3)2CO
         Unsur penyusun           : C:62,04%, H:10,41%, dan O:27,55%.
         Bobot molekul    : 58,08
         Bobot Jenis         : 0,788
         Indeks bias          : 1,3591

         Pemerian                      : Cairan transparan, tidak  berwarna, mudah terbakar mudah menguap dengan suatu karakteristik bau; gaya berat yang spesifik  tidak lebih dari 0,789; mendidih pada suhu 55,5 dan 57oC; membeku pada suhu – 95oC; cairan yang netral  pada kertas lakmus.
         Kelarutan                     : Dapat bercampur dengan air, etanol, eter, kloroform dan hampir semua minyak menguap.
         Titik didih                      : 55.5-57o C
         Titik beku                      : -95oC
         Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
         Kegunaan                   : Sebagai bahan sintesis
      II.2.4    Iodium (FI III; hal 316 dan Merck Index : 569)
                  Nama resmi            : Iodidum
                  Nama lain               : Iodum
                  Berat Jenis             :  4,93
                  Titik lebur                :  113,5o
                  Pemerian                : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam; hitam kelabu; bau khas
                  Kelarutan               : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95%) P, dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P, dan dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfida P; larut dalam kloroform P dan dalam karbontetraklorida P
                  Rumus kimia         : I2
                  Berat molekul        : 253,8
                  Kegunaan umum : Anti septic; anti jamur
                  Dalam praktikum   : Sebagai bahan sintesis
      II.2.5    NaOH (FI III; hal 412 dan Merck Index : 960)
                  Nama resmi            : Natrii hydroxydum
                  Nama lain               : Natrium hidroksida
                  Pemerian                : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur: putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
                  Kelarutan               : Sangat mudah larut dalam air & etanol (95%) P
                  Rumus kimia         : NaOH
                  Berat molekul        : 40,00
                  Berat Jenis             :  2,13
                  Titik lebur                :  318o
                  Unsur Penyusun  :  Na = 57,98%, O = 40%, H = 2,52%.
                  Kegunaan umum : Zat tambahan
                  Dalam praktikum   : Sebagai titran
II.3 Kajian Prosedur Kerja
·         Anonim; 2006 : 6
1.    Dalam labu alas bulat 500 ml ditaruh 10 gr iodium, tambahkan 10 gr aseton
2.    Tambahkan sedikit demi sedikit dari corong pisah larutan NaOH sebanyak ± 20 ml
3.    Segera setelah terjadi kristal kuning diberi air yang banyak (± 300 ml)
4.    Segera saring dengan corong Buchner
5.    Cuci filtrat tersebut sampai filtrat tidak bereaksi alkalis lagi baru boleh direkristalisasi dengan alkohol
6.    Tentukan titik leburnya
·         Kimia Farmasi Preparatif; 1976 :
1.    Dalam 500 cc labu alas datar ditaruh 10 gr Iodium, tambahkan 10 gr aseton
2.    Tambahkan sedikit demi sedikit dari corong pisah larutan NaOH sebanyak ± 20 cc
3.    Segera setelah terjadi kristal kuning diberi air yang banyak (± 300 cc)
4.    Segera saring dengan corong Buchner
5.    Cuci kristal tersebut sampai filtrat tidak bereaksi alkalis lagi baru boleh direkristalisasi dengan alkohol
6.    Selidiki titik leburnya
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan
         III.1.1 Alat yang Dipakai
1.    Botol semprot
2.    Buret 50 ml
3.    Corong
4.    Erlenmeyer 250 ml
5.    Gelas arloji
6.    Gelas piala 100 ml
7.    Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
8.    Neraca analitik
9.    Sendok tanduk
         III.1.2 Bahan yang Digunakan
1.    Aluminum foil
2.    aquadest
3.    Aseton
4.    Alkohol
5.    Iodium
6.    Kertas saring

7.    NaOH
8.    Tissu
II.2 Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.    Ditimbang Iodium sebanyak 1 gram
3.    Dimasukkan dalam labu alas datar
4.    Dimasukkan Iodium dan Aseton  ke dalam erlenmeyer 250 ml lalu dihomogenkan
5.    Dimasukkan larutan NaOH dalam buret 50 ml
6.    Dilakukan titrasi dengan menggunakan buret hingga terbentuk kristal kuning
7.    Ditambahkan aquadest segera setelah terbentuk kristal kuning
8.    Dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring
9.    Dibilas dengan alkohol untuk membantu rekristalisasi
10. Dilakukan pengeringan kristal yang terbentuk lalu ditimbang dan dihitung rendamennya






BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan     
No.
Zat yang dihasilkan
Berat teori
Berat praktek
1.
Iodoform
0.512
0,451

IV.2 Reaksi Kimia
         CH3 – CO – CH3  + I                                    CH3 – CO – CI3  + 3HI
         CH3 – CO – CI3    + NaOH                             CHI3  + CH3 – COONa
         3 NaOH  + 3HI                                                 3NaI  + 3H2O
   CH3 – CO – CH3   + 3I2 + 4 NaOH                CHI3+CH3COONa+3NaI +3H2O


IV.3 Perhitungan Rendamen
         Berdasarkan reaksi maka 3mol I2 setara dengan 1 mol CHI3
         Mol I2                 =       1/ 126,91

                            =    0,0079 mol
         Mol CHI3                       =  1/3   x 0,0079
                                                = 0,0026


         Berat teoritis                 = Mol x BM
                                                =0,0013  x  393,72
                                                = 0,512 gram
         % Rendamen  = Berat Praktek     x   100 %
                                        Berat teori

                           = 0,451      x 100%
                                   0,512
                                 = 88,09 %















BAB V
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

Percobaan ini dilakukan untuk membuat iodoform dengan mereaksikan antara iod dengan aseton. Iodoform dalam bidang kedokteran biasanya digunakan sebagai antiseptikum dan juga sebagai desinfektan
Pada dasarnya, percobaan ini dilakukan dengan menggunakan reaksi antara iod dengan aseton yang selanjutnya dilakukan penambahan NaOH sedikit demi sedikit hingga terbentuk kristal kuning yang mengendap
Percobaan ini sebaiknya dilakukan pada lingkungan yang dingin, karena dimaksudkan agar iodium yang larut dapat mengendap kembali karena pada suhu yang rendah dapat membuat kelarutan dari suatu zat berkurang sehingga akan terjadi pengendapan pada keadaan dingin
Adapun penggunaan aaseton dalam percobaan ini adalah untuk melarutkan iodium supaya mudah terbentuk triiodiketon yang mana apabila direaksikan dengan NaOH akan terhidrolisis menjadi iodoform. NaOH digunakan untuk titrasi larutan iodium dengan maksud untuk pembentukan kristal iodoform yang mana NaOH dimasukkan ke dalam buret dengan tujuan agar tidak terjadi kelebihan NaOH pada saat penitrasiannya.
Setelah terbentuk kristal kuning maka dilakukan pencucian dengan air suling yang mana bertujuan agar filtrat yang masih bersifat alkalis menjadi tidak alkalis lagi, karena apabila filtrat bersifat alkalis berarti iodium yang terbentuk masih mengandung NaOH sehingga dengan melakukan pembilasan dengan air suling berulang-ulang dapat memurnikan kristal iodoform yang telah terbentuk. Selain itu, penambahan air suling juga dimaksudkan dapat mengencerkan NaOH yang terlarut pekat, sehingga iodofofm tidak dapat terhidrolisa dengan cepat
Berat kristal yang ditimbang harus benar-benar kering, hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air dalam iodoform dengan adanya kristalisasi dengan alkohol. Setelah diperoleh hasil timbangan iodoform yang  erbentuk kristal kering, maka dilakukanlah perhitungan rendamen
Dari hasil percobaan, diperoleh hasil rendamen sebesar 62,5%. Adapun yang menyebabkan atau mempengaruhi hasil dari percobaan antara lain :
1.    Penimbangan yang dilakukan kurang teliti
2.    Alat-alat yang digunakan tidak bersih.
3.    Titrasi yang berlebihan dari NaOH







BAB VI
PENUTUP

VI.1 Kesimpulan
                        Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan baahwa nilai persenrendamen dari iodoform adalah sebesar 62,5%


VI. Saran
            -












DAFTAR PUSTAKA

1.    Anonim . 2006. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis”. UMI : Makassar

2.    Ditjen POM. 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI : Jakarta

3.    G. Paul. 1968. ”The Merck Index Eighth Edition”. Rahway : USA

4.    Susanti S, Dra. 2003. “Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”. UMI : Makassar

5.    Reksohadiprodjo, Samhoedi. 1976. ”Kimia Farmasi Preparatif”. UGM : Yogyakarta

6.    AL Underwood, Day. 1983. ”Analisa Kimia Kuantitatif”. PT Erlangga : Jakarta

Tim Penyusun. 2005. ”Kimia Medik”. UNHAS. Makassar






















SKEMA KERJA

Dimasukkan 5 gr Iod dan 6,3 ml aseton
Dalam erlenmeyer



Dititrasi dengan NaOH yang sudah
Dimasukkan ke dalam buret


Dilakukan titrasi hingga terbentuk kristal kuning



Dibilas dengan air suling



Dilakukan penyaringan
residu dengan kertas saring





Dilakukan rekristalisasi dengan
Alkohol






Dikeringkan dan ditimbang
DAFTAR PUSTAKA


Anonim . (2006). ”Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis”. UMI.
Makassar

Ditjen POM. (1979). ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI : Jakarta

G. Paul. (1968). ”The Merck Index Eighth Edition”. Rahway : USA

Genaro R Alfonso, (1990). “Remington`s Pharmaceutical Sciences”. Mack Publishing Company. Easton, Pennsylvania.

Reksohadiprodjo, Samhoedi. (1976). ”Kimia Farmasi Preparatif”. UGM : Yogyakarta

Tim Penyusun. (2005). ”Kimia Medik”. UNHAS. Makassar










  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: